BAGIAN 07

823 40 8
                                    






SELAMAT MEMBACA💛




*****



Hari senin, hari yang dibenci oleh beberapa anak-anak sekolah tentunya karna ada acara rutin setiap hari senin yaitu upacara bendera.

Pagi ini matahari sangat menyorot seakan tidak mengerti dengan raga murid-murid yang sudah meronta-ronta ingin menghilang saat ini juga karna merasa sangat lelah dan haus.

Ditambah ada beberapa anggota OSIS yang mengawas dari barisan paling belakang dengan tatapan mata melirik kekanan dan kekiri mengawasi siapa saja yang melanggar peraturan sekolah atau tidak tertib saat berbaris.

Dan pagi ini entah dorongan darimana, Karin, Luna dan Vani ikut melaksanakan upacara. Karna, biasanya mereka akan datang setelah upacara selsai, masuk melalui gerbang utama sekolah dengan memohon-mohon pada pak Jajang satpam sekolah.

Berbagai alasan mereka keluarkan hingga pak Jajang percaya. Kalau tidak berhasil maka jalan satu-satu nya adalah memanjat tembok belakang sekolah.

Dan pagi ini pun ketiga gadis itu berdiri dengan posisi saling berdampingan dengan Karin di barisan tengah sedangkan Luna berada dibarisan kiri dan Vani dibarisan kanan. Ketiga mya sama-sama berada dibarisan keempat yang termasuk barisan depan, melaksanakan upacara dengan terus mengeluh.

Itu mereka lakukan agar tidak tertangkap oleh OSIS.

Karna, biasanya mereka berada dibarisan paling belakang yang memang tidak terkena sorot cahaya matahari namun selalu tertangkap oleh anggota OSIS karna pakaian mereka yang tidak mematuhi peraturan sekolah hingga mereka di tarik paksa dari barisan dan diberi hukuman.

Jika didepan, mereka bisa merasakan bagaimana panasnya cahaya matahari namun tidak tertangkap oleh anggota OSIS.

Hanya orang-orang yang tidak beruntung saja yang tertangkap walau sudah berada dibarisan depan.

Hanya saja kadang ada beberapa guru yang melirik kearah salah satu diantara ketiga gadis itu dengan tatapan tajam dan mereka hanya bisa menyembunyikan kepalanya diantara bahu murid yang berada didepannya.

Untuk menyembunyikan warna rambut mereka yang paling menyorot diantara beberapa murid-murid disini, mereka berinisiatif memasukkan rambut nya pada bagian dalam baju seragamnya hingga yang terlihat hanyalah rambut bagian atas yang berwarna hitam.

Karna mereka hanya menge-catrambutnya dibagian bawah saja.

Karin menyenggol siku Vani dan Luna karna posisi Karin berada ditengah. Kedua Gadis itu menolah pada Karin.

"Panas," bisik Karin seraya menundukkan kepalanya.

"Iya anjir gerah banget," ucap Vani, sibuk mengipasi wajahnya dengan kipas yang dibawanya.

Sedangkan dibarisan paling belakang, ada anggota OSIS yang masih saja memantau murid yang tidak taat peraturan, matanya tidak bisa diam disatu titik. Sialan memang.

"Gue gak liat Karin, Luna, Vani, pada kemana tuh?" tanya Gugun salah satu anggota OSIS yang berdiri disamping Taya dan Karel.

"Nggak ikut upacara kali, kan biasanya gitu," ucap Taya dengan wajah malas.

"Emang gak ada bener-bener nya tiga cabe- cabean itu, gak ada gitu hal positif dari mereka yang gue liat selalu berbau ke hal negatif terus," lanjut Taya.

"Udah diem," sergah Karel.

"Aneh deh orang kayak gitu kadang masih ada aja yang ngagumin, kayak cowok-cowok masih aja suka sama modelan tampang doang," oceh Taya menghiraukan ujaran Karel.

Karel dan KarinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang