SELAMAT MEMBACA💛
*****
Karin menekuk wajahnya kesal.Pandangannya terus berpusat kearah depan dengan posisi membelakangi Karel yang duduk disampingnya.
Jika saja saat ini dirinya hanya berdua di dalam angkot yang sumpek ini sudah dipastikan dia akan memarahi habis-habisan cowok yang menyebabkan amarahnya memuncak namun ia tahan.
Bagaimana tidak menyebalkan,Karel dengan tampang tanpa dosanya menyeret tangan Karin begitu saja dan langsung memasuki angkot yang kebetulan sudah bertengger didepan gerbang sekolah menunggu beberapa muatan agar angkot itu terisi penuh.
Dan berakhir dengan Karel yang menyeret paksa Karin kemudian mobil angkot pun langsung melaju hingga tak ada waktu untuk Karin turun atau sekedar menolak karna Karel mendorong paksa dirinya masuk kedalam angkot yang sudah penuh itu.
Dengan beberapa macam manusia yang berkeringat mengingat cuaca yang panas sore ini ditambah keadaan sumpek nan sempit itu membuat sedikit-sedikit keringat para penumpang tercium dihidung mancung Karin.
Karin berdecak seraya terus menutup hidungnya karna bukan hanya bau keringat dan bau badan penumpang saja melainkan bau yang berasal dari plastik ikan asin yang dijinjing oleh ibu-ibu yang duduk disamping kanannya,sedangkan Karel disamping kirinya.
Namun walaupun sudah menutup hidungnya tetap saja bau itu cukup menyengat membuatnya ingin muntah saat itu juga.
Jika tau seperti ini,lebih baik dirinya pulang sendiri memesan taksi.Karna dia kira cowok menyebalkan itu membawa motor seperti biasa namun tidak untuk hari ini.
Ini sama seperti tadi pagi dirinya berangkat sekolah bersama kedua sahabatnya namun saat pagi tadi angkot yang mereka tumpangi tidak bau dan tidak sesumpek ini.Dirinya saja duduk terapit oleh bokong Ibu-Ibu yang duduk disampingnya.
Jika boleh jujur,Karin sangat jijik saat paha mulusnya menempel pada pakaian dekil dan kumuh Ibu-Ibu itu.Dirinya pun tak henti-hentinya meringgis.
Hal itu pun tak luput dari penglihatan Karel."Biasa aja,"ucap Karel seraya melepaskan tangan Karin yang sedari tadi setia menutupi hidungnya.
Gadis itu membalikkan badannya menatap cowok menyebalkan penyebab dirinya berakhir diangkot ini.
"Ba-u,"ucapnya tertekan.
Karel tersenyum kemudian melepaskan jaket berwarna army miliknya dan menyodorkannya pada Karin tepat dibagian hidung mancungnya.
Membuat Karin tertegun karna wangi maskulin dari jaket Karel,tanpa ragu dirinya menerima jaket itu kemudian memakainya yang terlalu besar ditubuhnya hingga dibagian tangannya saja melewati panjang tangan Karin.
Membuat dirinya dengan mudah menghirup aroma wangi itu untuk menutupi bau tidak mengenakkan dari ikan asin itu dan keringat orang-orang.
Karin sedikit kagum pada Karel karna walau pun sudah sore seperti ini cowok itu masih saja wangi padahal dirinya pun tak kalah wangi dari cowok itu.
"Kenapa lo gak ngomong kalo lo gak bawa motor?"tanya Karin ketus.
"Kan lo gak nanya,"jawab Karel.
"Lo kan bisa ngasih tau gue dulu."
"Lo juga kan bisa nanya dulu."
"Ya lo harusnya peka."
"Lo kali yang harus peka,peka atas perasaan gue."
"Gue peka."
"Cuma peka doang?Suka ke gue nya kapan?"
"Gak akan."

KAMU SEDANG MEMBACA
Karel dan Karin
Genç KurguKarel Mahendra, sosok laki-laki yang hampir terlihat sempurna. Pintar, tampan, ramah, baik dan dikagumi semua orang. Ia adalah ketua OSIS di SMA Citra Bangsa. Sudah sekitar hampir dua tahun lamanya ia jatuh cinta pada seorang Primadona Sekolah. Kari...