BAGIAN 56.

466 46 8
                                    

Pii Ridinggggggg💙

****

"Rin,mau makan?Gue beli ya,"ujar Karel menyentuh lembut punggung Karin yang tengah duduk di samping ranjang Nara yang masih menutup matanya.

Kata dokter tadi,kondisi Nara tidak begitu sangat parah,hanya ada beberapa luka yang tidak terlalu serius kecuali bekas bakaran rokok di beberapa bagian tangannya,dan juga shock berat yang di alami,sebentar lagi pun Nara akan sadar.

Karna rambut Nara berkali-kali dijambak kuat oleh Anggun membuat Nara tak kuasa, ditambah pipinya berkali-kali di tampar.

Karin menggelengkan kepalanya,pertanda ia menolak untuk makan.

"Badan lo lemes Rin, harus dikasih makan jangan sampe tante Nara sembuh lo yang sakit ntar,"ujar Karel berucap lembut dan pelan-pelan.

"Nggak mau..."lirih Karin.

"Lo mau buat tante Nara sedih kalo lo sampe sakit ntar?"

Karin diam.

"Sambil nunggu tante Nara sadar lo makan ya cantik.Gue beli makan dulu,"ucap Karel tanpa mendengar persetujuan Karin.Cowok itu segera beranjak pergi.

Sepeninggal Karel beberapa menit,Luna dan Vani datang dengan nafas ngos-ngosan, wajah panik terpatri jelas dikeduanya.

Tanpa menimbulkan suara,Luna dan Vani segera memeluk erat Karin,bersyukur Karin tidak kenapa-kenapa tapi justru Nara yang kenapa-kenapa yang hal itu juga membuat Karin tidak baik-baik saja.

"Rin kita nyariin lo sampe kemana-mana,nelponin lo sama Karel gak ada yang angkat,untung tadi Karel angkat telponnya ngasih tau kita kalo lo dirumah sakit dan tante Nara..."Vani tak sanggup melanjutkan ucapannya,gadis itu memegangi tangan Nara menatap berkaca-kaca.

"Tantee,cepet bangunn,"rengek Vani.

Sedangkan Luna, gadis itu memeluk Nara sekejap.

"Tante cepet bangun yaa,kita udah lama gak ketemu lohh,aku kangen tante nih,"ujar Luna.

"Rin,lo belum makan ya?"tanya Vani menolah pada Karin yang sedari tadi hanya diam.

Karin hanya diam,menatap kosong.

Luna mengelus-ngelus pundak Karin."Tante Nara kuat,bentar lagi juga bangun,percaya deh,"ujarnya.

Pintu terbuka mengalihkan atensi Luna dan Vani.

Terlihat Karel membawa piring berisi nasi dan beberapa lauk ditangan kanan nya dan tangan kirinya memegang gelas teh hangat.

"Dah sampe aja,"ujar Karel ketika melihat Luna dan Vani.

"Kebetulan pas telpon tadi, kita ada dideket sini,"ujar Vani.

Karel manggut-manggut,menarik satu kursi untuk dihadapkan dengan Karin kemudian cowok itu duduk disana,menyodorkan teh hangat pada Karin.

"Minum dulu,"ujar Karel.

Karin menerima gelas itu dengan tak minat dan hanya meminun sedikit.

Karel dan KarinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang