BAGIAN 64.

374 53 5
                                    

****

Akhirnya setelah satu minggu melaksanakan ujian,sekarang telah selsai dan dilanjutkan dengan classmeeting.

Para murid mulai bersiap dengan acara yang selalu terasa menyenangkan ini karna kelas yang tadinya murid-murid didalamnya tidak akur atau mengumpul sesuai circle akan bergabung menciptakan kerja sama yang berusaha terlihat maksimal.

Seperti sekarang teman-teman kelas Karin tengah sangat bersyukur karna seorang Karin akhirnya mau mengikuti satu lomba dan walaupun satu mereka tetap bersyukur karna biasanya gadis itu enggan mengikuti kegiatan tidak penting ini, kata nya,dulu, begitu pun dengan Luna dan Vani.

Ketiga gadis yang selalu jadi sorotan murid dan guru disekolah itu kini tengah mengikuti lomba Volly untuk perempuan yang tengah berlangsung bersama beberapa teman sekelas lainnya.

Ya walaupun jika ditanya bisa atau tidak jawabannya ya pasti tidak bisa, tapi anak kelas Karin membiarkan saja ketiga gadis iti mengikutinya daripada tidak sama sekali karna kelas yang akan menanggung resikonya jika ada anak kelas yang tidak mengikuti acara ini seperti tahun-tahun sebelumnya.

Menang atau tidak yang penting Karin,Luna dan Vani tidak menganggur seperti tahun yang dulu-dulu.

Karin meringgis saat bola volly itu mengenai kepala lawannya karna tembakan dari nya, beruntung lawannya tidak sampai pingsan.

"Sorry,"ujar Karin cukup membuat beberapa orang tercengang.

Pertandingan kembali berlanjut, dan yang dilakukan Vani hanya terus berteriak heboh seraya sesekali berlindung dipunggung orang yang ada didekatnya.

Sedangkan Luna berusaha untuk memukul bola namun selalu gagal begitupun Karin.

Karel bersedekap dada dengan senyum mengembang menyaksikan kekasihnya yang tengah berusaha memukul bola dari lawan, sesekali berhasil dan gadis itu terlihat bangga dengan dirinya.

Sungguh menggemaskan.

Permainan telah berakhir dan Karin mendesah kecewa saat tim kelas nya kalah, bibir nya mengerucut kemudian dengan lantangnya berlari ke arah meja panitia disamping lapangan, ingin memerotes.

Mengabaikan Karel yang baru saja melempar senyum padanya.

"Tim kelas gue yang menang!Walaupun gue mainnya gak bener yang penting gue udah berusaha,  mereka udah jago-jago dilawanin sama gue ya tentu mereka yang menang!"Karin memerotes diikuti recoknya Vani dan yang lainnya sedangkan Luna acuh saja meminum air mineral di botolnya.

"Tapikan__"

"Pokoknya gue yang menang!"ujar Karin seraya memukul meja membuat beberapa orang terperanjat.

Karel terus memerhatikan kekasihnya itu, lama juga tidak melihat Karin marah-marah seperti sekarang, cowok itu sibuk memperhatikan Karin tanpa sadar semua orang menatap ke arah nya pun Karel masih belum tersadar sampai akhirnya pundaknya ditepuk keras oleh Luna barulah cowok itu tersadar seraya mengelus pundaknya menatap pada Luna dengan bingung.

"Karin,"ujar Luna mewakili suara orang-orang disana agar Karel menghentikan Karin yang masih marah-marah.

Karel yang mengerti lantas memegang kedua bahu Karin membuat gadis itu menolah padanya dengan wajah yang masih kesal.

"Rel, masa aku gak dimenangin sih,"ujar Karin mengadu.

"Udah-udah,jangan marah-marah,"ujar Karel.

"Ya marah lah,mereka kasih kita lawan yang udah jago-jago ya pasti menang,"ujar Karin.
Karel mendekatkan wajahnya ke telinga Karin, membisikkan sesuatu disana yang hanya bisa didengar oleh Karin.

Karel dan KarinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang