BAGIAN 27.

605 35 8
                                    

Happy Reading💙

****

Jam 02.10 Karin terbangun dari tidur nya,gadis itu walau pun tertidur tadi namun perasaan nya terasa gelisah,gundah dan tak menentu seperti ada yang mengganjal.

Karin beranjak dari kamar nya lalu berjalan menuju balkon Apartement nya dengan hanya menggunakan tanktop dan celana pendek,membiarkan angin malam menerobos kulit nya.

Karin membiarkan mata nya menjelajah setiap sudut Ibu Kota di malam hari seperti sekarang.

Lagi-lagi kepalanya terpenuhi dengan berbagai pikiran yang mengganggu,terasa sangat aneh,karna Karin belum pernah sekalipun merasa kepikiran dengan hal yang sekarang di pikirannya.

Karin tidak suka ini,tidak suka dengan pikirannya yang ntah kenapa lebih dominan memikirkan Karel.Ya,pikirannya terpenuhi oleh cowok itu bahkan Axel pun tidak dipikirkannya sedetik pun seolah lenyap begitu saja atas rasa yang pernah dia punya untuk Axel.

Kalimat-kalimat yang Luna ucapkan tadi ntah mengapa terus terngiang di kepalanya dan itu membuat Karin merasa bersalah pada Karel,mengapa bisa begini?

Sekuat tenaga Karin berusaha menepis pikirannya itu namun tidak bisa,semakin berusaha justru semakin menghantam nya habis-habisan.

Karin mengacak rambut nya pelan lantas menutup wajah nya dengan kedua tangan nya.

"Tutup mata lo,hilangkan semua pikiran yang mengganggu,coba rasakan hembusan angin,tarik nafas perlahan,hembuskan perlahan juga."

Tiba-tiba ingatannya terlampau pada saat itu,saat dimana diri nya terpuruk kala itu di rooftop sekolah dan sekarang seolah Karel tengah berada disisi nya dan membisikkan hal itu pada nya.

Memory nya kembali berputar begitu saja,seolah mengingatkannya pada segala hal yang pernah Karel lakukan untuknya.

Ketika diri nya bersedih cowok itu selalu ada untuk nya.Ya, benar Karel memang selalu ada untuk nya,berusaha membuatnya tenang dan Karin baru menyadari hal itu.

Perlahan tapi pasti Karin mengingat dan mengikuti ucapan Karel pada saat itu.

Memejamkan mata,mencoba menghilangkan pikiran yang mengganggu,merasakan embusan angin,menarik nafas perlahan kemudian menghembuskannya perlahan pula.

Sedikit lebih tenang namun pikirannya tentang Karel tidak hilang.

Rasa bersalah itu mengganggu,ingatannya tentang ia yang selalu mengacuhkan cowok itu berputar kembali.

"Plissss....pergi dari pikirin gue,"lirih Karin.

*****

"Oke,gue harap kita bisa bekerja dengan baik untuk sekarang sampai tiga minggu kedepan,sengaja gue ngasih tugas buat kalian masing-masing jauh-jauh hari dari acara festival sekolah berlangsung supaya hasil nya memuaskan dan matang,"ujar Karel dihadapan semua para Anggota Osis yang sengaja dikumpulkannya untuk membagi tugas berlangsung nya festival sekolah yang biasa di laksanakan satu tahun sekali.

Dan Karel sudah membagi tugas untuk masing-masing anggota.

"Oke siap,kita usahain bakal bekerja dengan baik,"ujar salah satu anggota mewakilkan semua nya.

"Tapi Rel masalah dana gimana nih?"tanya Gugun.

"Ohiya masalah dana biasanya pihak sekolah yang ngasih,"jawab Karel.

"Habis ini gue langsung konfirmasi langsung sama kepala sekolah atau kalo mau tambah meriahin lagi pake sedikit tambahan uang Kas dari Osis,gimana?Maksud gue supaya tahun ini lebih meriah dan berkesan aja gitu,setuju gak?Biar beda dari tahun-tahun sebelumnya,"tanya Karel meminta pendapat.

Karel dan KarinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang