Happy Reading💛***
Karin sampai lebih dulu dirumah,gadis itu melihat Nara yang ternyata masih tertidur.Karin bernafas lega dengan begitu Bunda nya tidak akan curiga dan menanyakan habis dari mana pada nya.
Karin baru saja hendak melangkah masuk ke dalam kamar nya namun terurung begitu Nara terbangun dari tidurnya.
"Karin,"panggil nya dengan suara khas orang bangun tidur.
Karin segera mengantongi kunci mobil nya kemudian memasang senyum nya lalu berjalan mendekat pada Nara.
"Bunda,selamat pagi,"sapa nya mengecup kening Nara dan duduk di samping nya.
"Bunda ketiduran semalem,aduh,Ayah mu udah pulang?"tanya Nara.
Tepat saat itu juga Fahri datang dengan senyumannya kemudian merentangkan tangannya.
Nara pun tersenyum sumringah melihat Fahri kemudian menunjuk diri nya dan Karin seolah bertanya siapa yang ingin dipeluk oleh Fahri.
"Dua-dua nya dong,"ucap Fahri yang mengerti kode dari istri nya itu.
Nara lantas menarik tangan Karin dan kemudian menghambur kepelukan Fahri,Fahri memeluk kedua nya erat.
Karin tidak memeluk Fahri sama sekali bahkan tangannya dia biarkan begitu saja tidak ikut mendekap tubuh Ayah nya itu berbeda dengan Nara yang seperti sangat merindukan suami nya itu.
Di rasa cukup mereka pun melepaskan pelukannya,Karin segera menjauh kan badannya dari Fahri.
Fahri merangkul Nara sembari mencium kening nya lama."Aku minta maaf ya,semalem aku banyak kerjaan sampe ketiduran di kantor,HP aku abis batrai,maaf ya sayang,"ucap Fahri lembut.
Nara mengangguk maklum."Iya mas gak papa kok,lagian sekarang masih bisa kan rayain ulang tahun kamu,"ucap nya.
Karin ingin menangis saja melihat drama yang Ayah nya ciptakan itu,benar-benar penuh kepalsuan.
Nara lantas menarik Fahri dan Karin kembali ke ruang keluarga.
Nara menyalakan lilin di kue itu kemudian mengangkat nya dan berdiri dihadapan Fahri."Selamat ulang tahun suami ku,semoga selalu bahagia,dilancarkan segala urusannya,sehat selalu,dan semoga panjang umur biar kita bisa tua bersama dan mengurus Karin sampai sukses,"ucap Nara dengan senyuman yang tak luntur dari wajah nya.
Karin merasa mata nya memanas,demi apapun melihat Nara tersenyum penuh harap seperti itu membuat nya sakit dan merasa telah mengkhianati Bunda nya dengan menyembunyikan ke busukan Ayah nya itu.
Fahri tersenyum,dalam hati dia sangat merasa bersalah karna sudah tega mengkhianati wanita yang sedari nol bersama nya ini namun semua sudah terlanjur.
"Amin,makasih sayang,i love you,"ucap Fahri.
"I love you too,"balas Nara.
Terlihat sangat harmonia bukan?
Saat itu juga air mata Karin turun,seperti banyak sekali belati yang menusuk jantungnya.
"Karin,kamu diem aja,ayo sini make a wish buat Ayah,"ujar Nara.
Karin mengangguk kemudian menyeka air matanya.
"Kenapa nangis?"tanya Nara.
"Gak papa Bunda,Karin cuma terharu aja,"dusta nya.
Fahri mengacak pelan puncak rambut Karin,dia paham kenapa putri nya itu menangis,rasa bersalah kembali menghantamnya."Udah besar ternyata anak Ayah satu ini,"ucap nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Karel dan Karin
Roman pour AdolescentsKarel Mahendra, sosok laki-laki yang hampir terlihat sempurna. Pintar, tampan, ramah, baik dan dikagumi semua orang. Ia adalah ketua OSIS di SMA Citra Bangsa. Sudah sekitar hampir dua tahun lamanya ia jatuh cinta pada seorang Primadona Sekolah. Kari...