BAGIAN 68

536 36 6
                                    


****

Karin keluar dari kamar mandi setelah membersihkan dirinya, sekarang ia merasa lebih segar, tentunya tidak dengan hati nya.

Karin terkejut saat melihat banyak makanan di atas nakas samping ranjang nya.

Karin mendekat mengamati makanan itu ada roti bakar, bubur, roti selai, buah-buahan, nasi dan lauk,segelas air dan segelas susu.

Karin menemuka sebuah note disana, ia membacanya.

Dimakan harus habis kalo nggak bisa setidaknya makan setengahnya dari semua, abis itu lo tidur,istirahat,kita berdua ada disini buat jagain lo selama lo tidur, dimakan yaa...


Karin tersenyum membacanya.

Selain kehadiran Karel yang ia syukuri dihidupnya ia juga sangat bersyukur atas kehadiran Luna dan Vani dihidupnya.

Ia merasa sangat beruntung mempunyai ketiga orang itu.

Karin memakan beberapa makanan disana setelah dirasa cukup mengenyangkan perutnya gadis itu merebahkan dirinya dikasur bersiap untuk tidur karna rasa kantuk baru mulai menyerangnya saat ini.

Sepersekian detik kemudian gadis itu tertidur.

***


"Tante,Karin tuh cuma bisa ngebahayain Karel doang,"ujar Taya mengadu pada Nessa yang tengah bersiap untuk terpaksa pergi dari sini kerumah untuk bersiap-siap pergi kekantor karna ada panggilan dari kantor secara mendadak tadi dan tidak bisa untuk tidak datang kesana.

"Nggak begitu Taya pemikirannya,"ujar Nessa.

"Tante berangkat dulu ya titip Karel,"lanjutnya.

"Iya tante, hati-hati,"ujar Dio seraya menyalami tangan Nessa diikuti Okta dan Taya.

Nessa mengangguk kemudian segera beranjak dari sana.Cukup berat sebenarnya meninggalkan Karel walau hanya beberapa jam tapi Nessa yakin anak nya kuat dan ia juga yakin Karel akan segera sadar.Nessa sangat yakin kalau Karel tidak akan mungkin meninggalkannya.

Perlahan air mata ibu satu anak itu menetes begitu saja,ia terbayang hal buruk yang semoga saja jangan pernah terjadi pada Karel.Ia segera menyeka air matanya.

Beralih dari Nessa, kini Taya masih saja mendumel menyalah-nyalahkan Karin.

"Udah bikin Karel kayak gini dia nggak ada keliatan batang idungnya sama sekali dari tadi,kemana coba?"ujar Taya.

Ia benar-benar marah saat lagi-lagi Karel harus terluka karna Karin.

"Tadi dia disini lo amuk-amuk dia,sekarang gak ada lo tanyain,"ucap Dio.

"Karin dari sini sejak semalem ,dia bahkan orang yang paling terpuruk atas kejadian ini,"ujar Okta.



"Ya tetep aja Karel gini juga gara-gara tuh cewek,wajar lah kalo gue marah-marah sama dia,dia juga harusnya tetep disini bukan malah pergi gitu aja,beneran gak ada rasa peduli nya sama sekali,"ujar Taya.

"Karin juga manusia buset,dia pulang juga disuruh sama Tante biar istirahat,lo asik marah-marah tadi mana nyadar Karin keliatan secapek itu tapi nggak dia rasa,"ujar Dio.

"Yaudah lah emang dia pembawa sial aja idupnya benalu.Karel selalu celaka kalo sama dia,"ujar Taya.

"Sebenarnya gue nggak begitu membenarkan ucapan lo Tay karna kayak wajar gak sih Karel kayak gitu buat ngelindungin orang yang dia sayang?Kalo lo nggak mau terluka untuk ngelindungin orang yang lo sayang artinya perasaan sayang lo itu hanya ucapan semata bukan benar-benar tulus dari hati. Karna kalo kita sayang sama orang apapun kita lakuin meski harus terluka sekalipun,"ujar Dio.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 27, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Karel dan KarinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang