BAGIAN 02

1.6K 66 0
                                    


SELAMAT MEMBACA💛

*****

Karin mendengus saat ia yang sudah capek membersihkan perpustakaan harus mendapatkan omelan dari bu Sri pula ditambah ia lagi-lagi dikeluarkan dari kelas untuk menjalani hukuman dari bu Sri karna buku tugas matematika nya yang entah kemana.

Sebenarnya Vani dan Luna pun tadi sudah mencoba berbohong kalau buku tugas milik keduanya juga hilang agar bisa menemani Karin dihukum bersama namun karna tas mereka diperiksa karna bu Sri yang sudah tahu akal-akalan mereka yang bisa disebut selalu saling pengertian akhirnya rencana itu gagal karna bu Sri menemukan buku tugas milik Vani dan Luna di tas. Mereka lupa untuk menyimpannya di suatu tempat terlebih dahulu.

Berakhirlah Karin yang dimarahi habis-habisan didepan kelas sedangkan Vani dan Luna disuruh untuk duduk ketempatnya kembali.

Kini Karin berjalan lesu untuk sampai dilapangan yang nanti nya ia akan hormat pada bendera sampai jam pelajaran pertama selsai. Tentu saja bu Sri akan memantaunya.

Dan mata Karin menangkap sosok Karel yang sedang menselonjorkan kaki nya di sisi lapangan seraya berbincang dengan teman-temannya.

Karin bukannya malu pada Karel, sama sekali tidak, namun ia malas jika nantinya Karel melihatnya dan lalu merecokinya atau lebih tepatnya melontarkan gombalan-gombalan garing padanya.

"Kalo ini kelas Karel artinya ini juga kelasnya si Taya dong, males anjir kalau harus ribut sama tuh orang,"dumelnya seraya mencari-cari sosok Taya yang ternyata sedang berbincang pula dengan temannya yang Karin tau bernama Vanya.

"Kabur aja ya apa gue, jangan deh, gak usah nambah masalah lo," gumam nya bermonolog sendiri setelah teringat bu Sri akan selalu mengawasinya, ia sudah sangat tahu bagaimana cara bu Sri memerhatikan dirinya saat dihukum yaitu dengan cara melihatnya dari lantai dua yang mana kelasnya terletak di sana setiap lima menit sekali.

Kini Karin sudah berdiri dihadapan tiang bendera, tangannya pun sudah berhormat.

Karin menghembuskan nafasnya merasa beruntung dengan posisinya yang membelakangi orang-orang yang sedang melakukan praktik olahraga itu.

Pagi ini matahari sangat menyorot numayan teriknya dan membuat Karin harus menahan panasnya.

Belum setengah hari, ia sudah mendapatkan dua kali hukuman hari ini.

Karin menggerak-gerakkan matanya ke kanan dan ke kiri, melihat-lihat sedikit orang yang berlalu lalang menuju toilet dan tak sedikit orang yang menatapnya dengan tak berkedip dan ada juga yang berbisik pada temannya namun Karin membalasnya dengan putaran bola mata dan kadang juga dengan teguran saat ada gerak-gerik orang yang terlihat membicarakan nya.

Namun saat pandangan matanya tertuju pada seorang laki-laki yang sedang berjalan bersama satu temannya dengan pakaian seragam yang berantakan membuat mata Karin membulat, saat Karin akan kembali menundukan kepalanya sialnya orang itu sudah melihatnya terlihat dari cara nya melemparkan senyum pada Karin.

"Karin," panggilnya membuat Karin menggigit bibir bawahnya. Gugup.

Laki-laki itu menghampirinya dan mendekat padanya membuat jantung Karin berdegup kencang.

Axelio Zeris namanya. Mantan Karin yang sampai saat ini masih tersimpan elok  dihati nya. Harus putus karna kesalahpahaman dan egois nya Karin waktu itu. Ia selalu menyesali nya setiap mengingat moment itu. Karna nyatanya sampai saat ini Axel masih menjadi orang yang membuat hatinya berdebar hanya karna mendengar namanya saja.

Karel dan KarinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang