SELAMAT MEMBACA💛*****
"Ada angin apa lo bertiga udah datang jam segini?" tanya Boy salah satu siswa yang sering keluar masuk BK bersama Karin, Luna, dan Vani.
Boy termasuk murid yang sama seperti Karin, Luna dan Vani yang selalu melanggar peraturan sekolah tapi satu hal yang tak pernah ia langgar adalah telat datang kesekolah. Ia selalu berangkat pagi karna waktu pagi nya itu ia gunakan untuk memalak uang jajan adik kelas.
"Kayak judul lagu dah serba salah," ujar Karin.
"Ye, tumben-tumben aja gitu."
"Bersyukur kek lo kita gak telat," ujar Luna.
"Iya sih, dah lah gue mau kerja dulu," ujar Boy seraya berjalan pergi keluar dari kelas. Maksud Boy kerja adalah memalak uang adik kelas.
"Kerja tai kucingg," ujar Vani.
"Sayang yang rajin kerjanya yaa!" teriak Karin pada Boy yang sudah berada diluar kelas.
"Iya sayang," sahutnya.
"Yang halal juga ya beb." Vani menambahkan.
"Iya beb."
"Biar bisa BO sepuasnya!" seru Karin.
"Ngomongnya," tiba-tiba suara yang familiar di telinga Karin terdengar di iringi suara derap langkah sepatu yang berjalan mendekat padanya.
Karin menatap pada orang yang kini berada didekatnya lebih tepatnya sedang duduk di meja seraya tersenyum manis pada Karin yang menurutnya itu adalah senyuman termenjijikan sedunia.
Karin memutar bola matanya jengah.
"Kalo gak berkepentingan silahkan keluar pintu terbuka lebar," ujar Karin dengan pandangan mata tertuju pada objek lain. Malas melihat orang yang berada didepannya.
"Ada kepentingan kok," ujar nya.
"Kepentingan yang gak penting."
"Kepentingan yang penting."
"Serah!" ketus Karin membuat orang itu terkekeh gemas.
"Malah ketawa," gumam Karin.
"Gemes soalnya.".
"Dih."
Karel nampak tersenyum membuat mata cowok itu menyipit, tatapannya tak lepas dari Karin.
"Kenapa gak sekolah kemarin?"
"Bukan urusan lo."
"Urusan gue."
"Mau ngomong atau mau bikin gue kesel?!" ketus Karin mengalihkan pandangannya pada Karel dengan tatapan sinis.
"Semalem chat gue nyampe gak?" tanya Karel.
"Tau."
"Jawab dong ..."
Jika Karin mempunyai kekuatan menghilang, dia akan merasa menjadi manusia paling beruntung karna dengan cara itu dia bisa menghilang saat Karel berada didekatnya.
"Nyampe gak nyampe itu gak penting sama sekali buat gue!"
"Penting lah kan supaya lo tau kalo gue saat itu belum tidur dan gue selalu nunggu balasan chat dari lo, selalu setia nunggu lo," ujar Karel terdengar tulus dengan tatapan mata menatap penuh arti Karin yang tidak melihat kearahnya sama sekali.
Karin berdecak.
"Lebay," gumamnya namun masih bisa terdengar oleh Karel.
"Emang lebay tapi itu nyata."

KAMU SEDANG MEMBACA
Karel dan Karin
Fiksi RemajaKarel Mahendra, sosok laki-laki yang hampir terlihat sempurna. Pintar, tampan, ramah, baik dan dikagumi semua orang. Ia adalah ketua OSIS di SMA Citra Bangsa. Sudah sekitar hampir dua tahun lamanya ia jatuh cinta pada seorang Primadona Sekolah. Kari...