BAGIAN 01

4.6K 118 3
                                    

SELAMATMEMBACA💛

*****

"Anjing banget deh," umpat seorang gadis yang sudah siap dengan seragam sekolah nya namun ia harus dihadapkan dengan hilangnya buku matematika milik nya yang mana itu sangat terlalu penting untuk ia abaikan. Sebab didalamnya sudah ada pekerjaan rumah yang ia kerjakan walau dengan memaksa teman sekelasnya.

Jika ia tak menemukan buku itu pagi ini maka ia harus berhadapan dengan seorang Guru killer yang sepertinya sudah jadi hal lumrah dimana Guru Matematika selalu seperti itu. Galak.

Sedari tadi ia mencari namun tak juga ditemukannya, bahkan keadaan kamar nya sekarang sudah berantakan sekali bak kapal pecah.

Dibantu dengan kedua sahabatnya yang juga tinggal bersamanya di Apartement ini terhitung sudah hampir 2 tahun lamanya.

Nama gadis yang kehilangan buku tugas Matematika nya itu adalah Karin. Karina Alexa. Perempuan yang selalu menjadi touble disekolah. Dalam satu minggu tak pernah rasanya Karin absen dari point kesalahan yang diterima nya.

Begitupun kedua sahabatnya yang sama-sama selalu ada saja ulah nya. Murid-murid disekolah sudah tak heran dengan kelakuan bar-bar ketiga gadis nakal itu.

Tapi tak sedikit pula yang mengagumi kecantikan ketiga nya. Sampai-sampai saat mereka lewat semua pandangan tertuju pada mereka. Banyak yang menyukai rupa dari wajah mereka namun ada juga yang dengki, iri dan lainnya. That's life, right? Some people like you but that people hate's you.

"Lo tuh gimana tadinya bisa sampe ilang sih Rin?! Astaga!!" Arluna Melodya. Kerap dipanggil dengan sebutan Luna itu terlihat berdiri diambang pintu kamar setelah ia ikut mencari buku Matematika Karin diruang TV dan Dapur.

"Gue gak inget sumpah Lun, kemarin ada kok sama gue masukin tas sehabis nyontek dari si Ana."

"Kalau emang beneran masukin tas kemarin harusnya sekarang ada, bego."

"Ya gak tahu, mungkin dia bisa jalan kan siapa tahu?"

"Otak lo masih waras kan buat nggak mikir tuh buku punya kaki dan bisa jalan?"

"Sensi lo."

"Ya elo anjir."

"Iya maaf deh."

"Jangan cek-cok napa, cari yang bener," ujar seorang gadis dengan nama lengkap Stevani Kiana itu. Terlihat ia masih sibuk mengubek-ngubek buku-buku yang sudah berserakan sedari tadi.

Karin berdecak seraya menghela nafas kasar, ia lalu mendaratkan tubuhnya di sofa yang ada didalam kamar. Bibirnya terlihat merengut.

"Kayaknya di cari sampe jam 5 subuh juga gak bakal ketemu," ujarnya putus asa.

"Masuk akal sih, soalnya daritadi kita cari sampe kamar berantakan gini belum juga ketemu."

"Terus gimana? Lo nanti lo berurusan lagi sama tuh Guru," ucap Luna.

"Gue pura-pura meninggal aja gak sih?"

"Pura-pura meninggal takut banget anjir kenapa gak pura-pura jadi bantal guling aja?" ujar Vani.

"Masih normal sih gue, Van," sahut Karin.

Karel dan KarinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang