SELAMAT MEMBACA💛*****
Bel pulang sekolah sudah berbunyi sekitar 5 menit yang lalu, saat ini Karel, Taya, Vanya dan juga Okta sedang berada di parkiran sekolah menunggu Taya yang sedari tadi terus membujuk Karel agar mau mengantar Vanya pulang. Dengan maksud dan tujuan tentunya.
"Ayo dong Rel emang lo gak kasian sama Vanya?" rujuk Taya.
"Udah Tay, Karel udah gak mau loh," ujar Okta.
"Iya Taya lagian ngapain sih astaga," ucap Vanya.
"Bukan gak mau tapi sorry banget nih gue ada kepentingan mendadak," ucap Karel seraya menatap Vanya gadis mungil dengan sifat kalemnya itu. Sebenarnya Karel pun hanya alasan saja. Ia hanya enggan membuat Taya terus-terusan berusaha mendekatkannya dengan Vanya.
"Iya gak papa, lagian Taya nya aja yang lebay, gue bisa pulang sendiri kok," jawabnya.
Karel tentu saja menghindar dan tidak mau. Bukan karna apa-apa sebenarnya namun Vanya adalah orang yang disukai sahabatnya, Dio.
"Tuh kan Vanya nya sendiri aja gak maksa buat gue anterin dia pulang, lo kok maksa sih? awas gue mau pulang ada urusan nih," ucap Karel seraya menyingkirkan dengan pelan tubuh Taya yang berada disamping motor nya.
"Ih gak mau! anterin Vanya pokoknya!"
"Astagaaa."
"Tay udah ah, gue bisa sendiri sumpah lepas nih." Vanya mencoba melepaskan pergelangan tangannya yang ditahan Taya namun tak bisa karna cekalan Taya sangat kuat.
"Diem lo, ini demi keselamatan lo dijalan Nya," ujar Taya.
"Keselamatan apaan? gue tahu otak lo gimana ya," ujar Karel.
"Yaudah lagian Vanya baik, cantik juga, ini yang harusnya lo suka tuh modelin gini."
"Tay astaga, udah ah," ujar Vanya lelah dengan Taya yang selalu mencoba mendekatkan nya dengan Karel.
"Apasih? ngomong kemana lo?" ujar Karel.
"Gitu pokoknya, cepet deh anterin Vanya."
"Udah sayang, Vanya nya juga udah nolakkan tadi, dia bilang gak apa-apa juga," ujar Okta.
"Vanya tuh malu tapi aslinya dia mau kok, Vanya juga orang nya takutan cuma sok berani aja, lo takut kan kalo naik umum sendiri?" tanya Taya menatap Vanya memohon agar Vanya mengangguk menyetujui perkataannya namun Vanya hanya diam.
"Tay, gue sering kok liat Vanya pulang sendiri, lo kata mata gue katarak," ucap Karel yang sudah sedikit emosi.
"Tay udah Tay, kasian Karel dia ada kepentingan udah jangan kamu paksa," ucap Okta.
"Jangan gini Tay, gue nya jadi gak enak ke Karel," ujar Vanya.
"Gue bisa kok pulang sendiri, udah ah gue mau pulang," lanjut nya hendak melangkah pergi setelah cekalan nya oleh Taya terlepas namun terhenti lagi saat tangan lainnya mencekal pergelangan tangannya.
Vanya membalikkan kepalanya menatap orang yang tengah menahannya.
"Lo pulang sama gue Nya," ucap seorang cowok dengan pakaian urakan.
"Eh?"
"Tunggu disini," ucap cowok itu kemudian mengeluarkan motornya dari deretan motor-motor yang berbaris di parkiran itu.
"Gas lah!" seru Okta.
"Dio! Vanya pulang sama Karel!" tegas Taya.
Dio memeletkan lidahnya pada Taya. "Emang gue peduli? nggak ya," ucapnya terlihat mengesalkan bagi Taya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Karel dan Karin
Fiksi RemajaKarel Mahendra, sosok laki-laki yang hampir terlihat sempurna. Pintar, tampan, ramah, baik dan dikagumi semua orang. Ia adalah ketua OSIS di SMA Citra Bangsa. Sudah sekitar hampir dua tahun lamanya ia jatuh cinta pada seorang Primadona Sekolah. Kari...