BAGIAN 29.

595 42 12
                                    

*******

"Pak,berenti disini aja,"ucap Karin pada supir pribadi Ayah nya.

Karin baru saja pulang dari rumah Bunda nya,tadinya Karin ingin menginap namun tidak jadi karna ada Ayah nya,akhirnya Karin memutuskan untuk pulang dengan diantar oleh supir pribadi Ayah nya itu.

Karin akhir-akhir ini memang sering berkunjung kerumah nya hanya untuk menemani Bunda nya yang selalu mengeluh kesepian.

"Loh Non,ini belum sampe Apartement,"ucap supir itu.

"Nggak papa Pak,saya ada janji sama temen."

Ragu-ragu supir itu akhirnya menghentikan mesin mobilnya tepat didepan sebuah kafe' yang numayan ramai pengunjung.

"Tapi Non,nan__"

"Nanti bilang aja aku udah sampe Apart."

Supir itu mengangguk ragu.Karin lantas keluar dari mobil membiarkan mobil kembali melaju.

Sebenarnya bukan tanpa alasan gadis itu ingin singgah di kafe ini sebelum pulang ke apartrment nya.

Tadi tak sengaja mata Karin melihat motor Karel terparkir disana dan ntah bagaimana, mulut Karin segera berucap untuk berhenti disini saat melihat nya.

Karin tidak mengerti tapi ada sesuatu dalam dirinya yang seolah memaksanya untuk masuk ke dalam sana dan memastikan Karel ada disini.

Karin melangkahkan kakinya masuk kedalam,saat sudah masuk dia melihat ternyata Karel tengah bersama Ferly,mereka mengobrol ntah apa dan sesekali terkekeh bersama.

Karin memandangi itu dengan tatapan yang berbeda,saat ada gerak-gerik Karel akan menolah pada nya,sesegera mungkin Karin berusaha memandang ke arah lain dan seolah tak melihat adanya Karel.

Dan sialnya Karel hanya menolah pada nya sekilas saja kemudian kembali mengalihkan pandangannya pada Ferly.Sedangkan Ferly gadis itu tidak melihatnya.

Karin menghela nafas pelan.

Ia memesan jus melon lalu duduk di meja yang terpisahkan dua meja dari meja nya Karel dan Ferly.

Karin mati-matian untuk tidak menengok ke arah Karel yang Karin yakini cowok itu tengah menatap ke arah nya meskipun mulutnya berbicara dengan Ferly yang berpamitan pulang pada nya.

Ferly tidak sadar,gadis itu beranjak pergi dengan senyum yang tak luntur dari wajahnya setelah pamit pada Karel.

Karel masih bergeming ditempat nya,ragu untuk berjalan mendekat pada Karin,sekarang udah boleh gak sih deketin Karin lagi?Cewek itu udah tenang belum ya?

Karel rindu merecoki Karin,dua minggu sudah diri nya tak lagi mengganggu gadis itu rasanya hambar.

Akhirnya setelah berperang dengan diri nya sendiri.Karel memilih untuk tetap diam di tempat tak mendekat pada Karin yang kini tengah menundukkan kepalanya menatap HP.

Mati-matian Karel berusaha untuk tidak mendekatinya.Begitu juga Karin yang mati-matian agar tidak menolah pada cowok itu.

Ini beneran Karel gak ngehampirin Karin?Sial.Karin jadi menyesal singgah disini.

"Heh,"seseorang mendekat dan memanggil Karin dengan nada ketus lalu duduk didepan gadis itu.

Karin yang tengah menundukkan kepalanya mendongak,kening nya berkerut melihat Anggun duduk didepannya.

"Ngapain lo?"ketus Karin.

"Kabar gue baik terus kok tiap hari nya lo gak perlu khawatir,bokap lo manjain gue banget soalnya,"ucap Anggun tidak nyambung.

Karel dan KarinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang