BAGIAN 18

577 39 7
                                    


SELAMAT MEMBACA💛

*****

"Iya Bu,saya minta maaf atas prilaku kurang mengenakan dari putri saya,"ucap Fahri pada Bu Ina yang berada dihadapannya setelah Bu Ina memberitahu apa saja kesalahan yang telah Karin perbuat.

Bukan hanya prihal kasus razia kemarin,namun juga kasus-kasus dan kesalahan-kesalahan sebelumnya yang telah Karin lakulan yang memang sudah mencapai rekor paling tinggi dengan point pelanggaran paling banyak.

"Iya Pak,saya juga minta kerja sama nya agar kita selaku orang tua dari Karin sama-sama mendidik Karin menjadi lebih baik,"ucap Bu Ina.

"Iya Bu."

"Terima kasih sudah menyempatkan untuk datang Pak."

"Sama-sama Bu,boleh saya keluar?"

"Boleh Pak,sudah selsai,"ucap Bu Ina.

Fahri mengangguk."Sekali lagi saya minta maaf atas nama putri saya,saya duluan Bu,"ucap Fahri.

"Iya pak silahkan."

Lantas Fahri menarik tangan Karin keluar dari ruangan itu.Karin memang dipanggil namun gadis itu hanya diam saja sedari tadi,duduk santai mendengarkan tak minat pembicaraan Bu Ina dan Fahri.

Bahkan dia malah terlihat santai seraya memainkan jari-jari nya.

Karin menepis kasar tangan Fahri begitu kedua nya sudah keluar dari ruangan.

"Karin,kenapa kamu seperti ini?"tanya Fahri.

Karin menatap tak minat Fahri."Seperti apa maksud nya?Nakal?Aku memang nakal,"ucap Karin bangga.

"Lalu kamu merasa bangga?"tanya Fahri.

Karin mengangguk mantap."Sangat!"ucapnya.

"Karin,point kesalahan kamu sudah banyak bahkan hampir mencapai batas nya,tolong berubah sayang,jangan nakal."

"Ayah pikir aku mau nurut gitu aja?"

"Harus Karin harus."

"Lalu apa Ayah mau nurut sama aku kalo aku minta Ayah ceraikan Anggun dan kembali menjadi Ayah yang dulu?"

"Karin...kita tidak sedang membahas masalah itu."

Karin berdecih."See...Ayah tidak mau?Karin juga akan melakukan hal yang sama seperti Ayah,Karin akan tetap seperti ini,Karin gak mau nurut sama Ayah."

"Karin!"

"Kalo Ayah gak mau ceraikan Anggun baiklah kalo begitu ceraikan Bunda dan jangan pernah temui aku!"sentak Karin bertepatan dengan air mata nya yang jatuh membasahi pipi mulus nya.

Karin memang bisa dengan lantang mengatakan itu namun hati nya terasa ter-iris rapuh.

Fahri terdiam,permintaan Karin bagaikan sebuah belati yang baru saja menancap ke relung hati nya.Bagaimana pun Fahri tidak mau menuruti permintaan Karin,Fahri akui dia sangat brengsek.

Dia mencintai Anggun dan Nara,dia juga sangat menyanyangi Karin,dia tidak bisa jika harus memutus tali antara dirinya dengan Karin,anak satu-satu nya.

"Karin..."lirih Fahri.

"Apa ayah kecewa sama kelakuan Karin disekolah?Sama,sama Yah,Karin juga kecewa,sangat kecewa dengan kelakuan Ayah,Karin kira Ayah adalah Ayah terbaik sedunia tapi ternyata Karin salah..."ucap Karin,air mata nya masih terus berjatuhan.

Fahri yang mendengar itu merasakan perih dihatinya.Dia meraih bahu Karin namun Karin segera menepisnya.

Gadis itu mengusap air mata nya kasar."Pulang kerumah Yah,Bunda selalu nunggu Ayah,habiskan lebih banyak waktu Ayah dengan Bunda sebelum perpisahan itu terjadi,Karin udah gak mau ngabisin waktu sama Ayah jahat kayak Ayah."

Karel dan KarinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang