BAGIAN 57.

479 51 2
                                    

Happy Reading😍

****

"Bunda gak apa-apa kan aku tinggal kekantin?"tanya Karin.

"Gak apa-apa,udah sana,kamu juga harus makan jangan bandel,"ujar Nara yang tak capek menyuruh Karin untuk beranjak pergi kekantin untuk makan meski berkali-kali anaknya itu enggan pergi namun akhirnya mau juga setelah berkali-kali dipaksa.

"Iya iya,nanti ada Vani sama Luna kesini,mereka lagi dijalan,"ujar Karin.

Nara menganggukkan kepalanya."Iyaa udah sanaa,makan yang banyak."

Karin membalasnya dengan anggukan kemudian melambaikan tangannya ketika hendak menutup pintu.

Karin mulai berjalan menuju kantin rumah sakit,gadis itu melirik arloji ditangannya menunjukkan pukul tujuh malam,dan Karel tidak terlihat seharian ini.

Ah,Karin terlalu berharap Karel akan menemuinya setiap hari sampai dia lupa Karel punya pacar.

Mengingat itu,Karin mendesah berat.

Masih dengan berjalan kaki menuju kantin,Karin menghentikan langkahnya begitu saja dengan badan yang menegak dan bola mata membola saat melihat seorang berpakain hitam tengah mengintainya dibalik dinding lorong rumah sakit yang gelap dan sepi, jarang ada yang melewatinya.

Orang itu dengan berani menampakkan dirinya saat Karin melihatnya, dan malah dia tersenyum miring.

Lorong gelap dan sepi itu membuat aura menakutkan semakin kuat ditambah kehadiran orang berpakaian hitam itu.

Padahal disekiling Karin banyak orang,Perawat dan Dokter berlalu lalang tapi tetap saja Karin merasa panik dan takut.

Nafasnya mulai naik turun.Karin hendak berbalik kembali pada Bunda nya namun tiba-tiba saja dia terperanjat kaget dengan mata tertutup saat seseorang dibelakangnya menepuk pundaknya.

"ANJING!"Sentak Karin yang dengan cepat melepaskan tangan itu dari pundaknya.

"Rin?"

Mendengar suara itu,perlahan Karin membuka matanya dan menemukan Karel dihadapannya.

"Rel, itu itu ada itu Rel ada ada itu__"

"Hei kenapa?Ada apa?"Karel mencoba menenangkan Karin.

"Tarik nafas,"titah Karel yang dituruti Karin.

"Kenapa hm?"tanya Karel.

"Itu Rel, orang pakean item yang mau bunuh gue ada disini,itu."Karin menunjuk ke arah lorong rumah sakit yang gelap itu tapi Karel tidak menemukan apapun bahkan sampai mata nya ia buat menyipit pun tak terlihat apapun disana.

"Nggak ada apa-apa cantik,tenang yah, ada gue,lo aman,"ujar Karel membawa Karin pergi dari sana.

Memang benar adanya,bersama Karel, Karin selalu merasa aman, kecemesan dan ketakutannya tadi hilang begitu saja setelah Karel merangkulnya, menenggelamkan kepala Karin didadanya.

"Kamu mau kemana?"tanya Karel.

"Kantin."

Karel mengangguk dan membawa Karin pergi kekantin rumah sakit.

Setelah sampai dan memesan makanan, keduanya duduk dikursi dan meja yang disediakan disana.

"Makan yang banyak,"ujar Karel memandangi Karin yang tengah makan seraya membawa anak rambut gadis itu kebelakang telinga Karin.

Karin diam sejenak dengan perlakuan Karel, gadis itu berdeham.

"Lo gak makan?"

Masih dengan menatap Karin, cowok itu menjawab. "Nggak,udah."

Karel dan KarinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang