BAGIAN 10

737 40 2
                                    


SELAMAT MEMBACA💛

*****

"Bunda...Bunda..."Karin terus menangis sembari memanggil Bunda nya berkali-kali.

Sepulang dari kantor Fahri tadi gadis itu tidak mau keluar dari kamar bahkan Luna dan Vani sudah kehabisan cara untuk membuat Karin menghentikan tangisannya.Mereka berdua sangat merasakan apa yang Karin rasakan bahkan Vani ikut menangis begitu pula Luna yang mencoba menahan tangisannya.

Setiap kesedihan yang di alami Karin ntah mengapa rasanya baik Luna dan Vani ikut merasakan padahal kedua nya tidak sedang berada diposisi Karin.

"Udah Rin.."lirih Vani mengusap punggung Karin yang bergetar.

"Rin...udah yah nangis nya,besok masih sekolah nanti mata lo sembab,"ucap Luna.

"G-gue...benci sama Ayah...gue benci sama Anggun..."ucapnya tersedu-sedu.

"Iya Rin,udah lo jangan nangis,kalo Anggun tahu lp nangis kayak gini dia pasti seneng liat nya,lo harus kuat,"ucap Luna memberi semangat.

Vani memeluk Karin dan Luna."Udah yah Rin,sedih lo sedih kita juga tau,"ucap Vani.

Ya memang Karin membenarkan perkataan Vani tadi,dua sahabtnya ini memang sangat mengerti dirinya.

Hp Karin berbunyi,ketiganya menguraikan pelukan,Karin meraih benda pipih itu.

"Bunda..."gumam nya saat melihat layar hp nya.

"Biar gue yang ngomong,"ucap Luna.

"Gak papa,gue bisa,"ucap Karin meyakinkan kemudian mengangkat panggilan itu.

"Hallo Karin?Kamu bisa nginap dirumah gak sayang?Ayah gak ada dia ada pekerjaan keluar kota sore tadi."

Karin memejamkan matanya.Kebohongan apalagi yang Ayah nya itu perbuat.Karin sangat tahu bahwa alasan itu sering Fahri gunakan namun tidak seperti itu kenyataannya,Ayah nya itu pasti tengah bermalam dirumah yang dibelinya untuk ditinggali bersama Anggun.

Karin hendak berkata namun suaranya seolah tercekat,dia susah untuk mengeluarkan sepatah kata pun.

Luna yang mengerti lantas menganggukkan kepalanya kemudian mengambil ponsel itu dari tangan Karin.

"Hallo sayang?Kamu masih disana kan?"tanya Nara.

"Hallo tante,ini Luna,maaf tante Ka-Karin nya udah tidur."

"Ohh udah tidur ya?Hm,yaudah kalo begitu,tante tutup ya,kamu juga cepet tidur ya."

"Iya tante,"ucap Luna kemudian sambungan terputus.

Luna menolah pada Karin yang tengah berada dipelukan Vani.

Luna sangat tahu kesedihan yang Karin rasakan walaupun dia tidak pernah merasakannya.

Dibalik Karin yang bak seperti preman cewek disekolah,gadis itu mempunyai luka mendalam dihatinya.

"Tidur Rin,mau gue buatin susu atau kopi,coklat mungkin?"tawar Luna.

Karin menggeleng.Gadis itu menguraikan tubuhnya dari pelukan Vani kemudian tertidur dikasurnya.

*****

Prihal masalah tawuran kemarin ternyata masih berlanjut,berlanjut dalam artian lagi-lagi Axel masih diintrogasi prihal tawuran waktu itu.Karin sedari tadi menunggu didepan pintu ruangan BK.

Hanya Axel yang dipanggil hari ini karna
memang cowok itu lah penyebab terjadi nya tawuran kemarin.

Pintu terbuka,menampakkan sosok Axel yang keluar dari ruangan itu dengan Taya yang berada dibelakang cowok itu.

Karel dan KarinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang