Happy Reading💙
****
"Jadi...cerai Rin?"tanya Vani setelah mendengarkan semua yang Karin katakan tadi tentang permasalahan kedua orang tua nya.
Sebenarnya Karin memang belum mengatakan apa-apa tentang hal ini kepada Luna dan Vani.
Karin awalnya menunggu Luna ataupun Vani bertanya namun keduanya sahabatnya itu tak menyinggung atau menanyakan hal itu pada Karin meski sebenarnya baik Luna maupun Vani mereka sama-sama ingin tahu apa yang terjadi bukan hanya karna sekedar ingin tahu tapi juga mereka peduli pada Karin.
Karin baru teringat bahwasannya kedua sahabatnya itu selalu seperti itu,membiarkannya mempunyai ruang untuk merasa lebih baik terlebih dahulu atau menunggu diri nya yang bercerita terlebih dahulu tanpa di minta bukannya tidak peduli hanya saja Luna dan Vani tau hal yang menyangkut keluarga sangat sensitif untuk Karin.Mereka tidak mau membuat Karin sedih.
Karin pun tak akan bisa untuk tidak bercerita apapun tentang hidupnya pada Luna dan Vani karna memang jika dipikir-pikir hanya Luna dan Vani yang selalu ada untuknya dan....
Karel...mungkin?
"Iya,"jawab Karin sembari tersenyum tipis.
Vani yang mata nya sudah berkaca-kaca sedari tadi karna ikut merasakan kesedihan Karin akhirnya Vani memeluk Karin erat.
"Sabar ya...gue tau lo kuat...jangan sedih terus,ada gue sama Luna kok buat lo selalu..."ucap Vani.
Luna menghapus satu tetes air mata yang berhasil lolos dari mata nya,ia teringat saat Karin selalu bercerita tentang keluarga nya dengan bangga,apalagi saat menceritakan tentang Ayah nya.
"Gue gak bisa meluk lo,tar gue peluk lo sampe sakit semua badan lo kalo udah sampe Apart,"ucap Luna melirik lewat spion mobil didepannya.
Fyi,mereka bertiga memang berada didalam mobil menuju pulang.
Karin tersenyum haru."Makasih my bitch."
Saat dilampu merah, Luna menghentikan mobilnya,gadis itu menolah kebelakang pada Karin dan Vani kemudian tersenyum lalu kembali melihat kedepan,dari ekor mata nya Luna seperti melihat seseorang yang familiar di kaca mobilnya.
Gadis itu menolahkan kepalanya seraya tangannya membuka jendela mobil dan ternyata disana ada Anggun dengan mobilnya yang bersampingan dengan mobil yang ditunggangi Luna,Karin dan Vani.
Melihat Anggun,emosi Luna langsung naik,dia jadi teringat bagaimana kelakuan Anggun yang bak iblis itu dengan tega nya menghancurkan keluarga Karin yang semula selalu harmonis.
Luna keluar begitu saja dari dalam mobil,gadis itu tak peduli lagi dengan keadaan sekitar,hal itu membuat Karin dan Vani terkejut.
"Luna!"Panggil Karin ikut keluar untuk membawa Luna kembali kedalam karna sebentar lagi lampu merah akan berganti hijau.
"Lunaaa woi!"begitu juga Vani.
"BUKA PINTU NYA JALANG LO SIALAN!"teriak Luna memukul-mukul pintu mobil Anggun.
Melihat ternyata Anggun didalam mobil itu membuat Vani juga tersalut emosi.
Vani ikut memukul-mukul pintu mobil Anggun.
"BERISIK LO CABE!"teriak Anggun seraya membuka pintu mobilnya.
Keriuahan mulai terjadi ditengah jalah di lampu merah yang telah berganti hijau.Banyak orang yang marah-marah karna terhambat oleh mobil Luna dan Anggun yang tidak jalan-jalan.Banyak orang yang membunyikan klakson dengan nyaring.

KAMU SEDANG MEMBACA
Karel dan Karin
Novela JuvenilKarel Mahendra, sosok laki-laki yang hampir terlihat sempurna. Pintar, tampan, ramah, baik dan dikagumi semua orang. Ia adalah ketua OSIS di SMA Citra Bangsa. Sudah sekitar hampir dua tahun lamanya ia jatuh cinta pada seorang Primadona Sekolah. Kari...