*****
Karel berdiri didepan pintu rumah seseorang malam ini.
Kejadian disekolah tadi benar-benar menghantuinya.Karel tidak biasa menyakiti seseorang,ia akan terus kepikiran,bahkan dia sempat berpikir untuk tidak akan mengatakan hal semacam itu lagi pada Ferly,biarlah semua berjalan dengan seharusnya.
Tapi meski pun begitu,Karel bersumpah pada diri nya sendiri,ia akan tetap melindungi Karin,dia tidak mau gadis pujaannya itu dalam bahaya,setidaknya ia bisa selalu melihat gadis itu walau tidak bisa memilikinya,mungkin belum?
Setelah Karel mengetuk pintu rumah itu tak lama tuan rumah membuka nya.
Ferly dengan lesu membuka pintu,gadis itu terkejut saat melihat ternyata yang bertamu ke rumah nya adalah Karel.
"Hai,"sapa Karel.
"K-kakak ngapain disini?"tanya Ferly,sejujurnya ia jadi canggung dengan Karel mengingat diri nya tadi sangat blak-blakkan,ia takut Karel merasa risih atau ilfeel padanya.
"Gue minta maaf soal tadi,"ucap Karel merasa bersalah.
"A-ah,gak apa-apa kak,aku juga minta maaf kalo omongan aku terlalu gimana-gimana,aku...cuma gak mau kehilangan kakak secepat itu,"ujar Ferly.
Karel tersenyum mengelus puncak rambut Ferly."Iya,udah makan?"
"Belum,kakak belum makan?Masuk dulu kak makan ayo."
"Mau makan bareng gak?"
"Makan bareng?"
"Hm,sama gue sama nyokap juga."
"H-hah?"
"Nyokap gue mau ketemu lo."
Ferly jadi grogi."Ke-kenapa mama kakak mau ketemu aku?"
"Penasaran kata nya."
"Eumm,kakak cerita tentang aku?"
"Nggak,tau dari Taya."
Raut wajah Ferly berubah,memang benar jangan terlalu merasa kepedean kalo nggak sesuai ekspektasi ntar sakit.
"Ohh..."
"Mau?"
"Iyaa,aku ganti baju dulu ya kak."
"Iya."
****
"Kamu beneran gak mau makan disini?"tanya Nara pada Karin."Nggak bun,aku makan di apart aja bareng Luna Vani,aku kesini cuma mau ketemu Bunda aja kok,"ucap Karin memeluk sang Bunda dan mencium kedua pipi nya pamitan untuk pulang.
Sudah sekitar satu jam lebih Karin berada di ruangan Bunda di Restaurant.
Hanya sekedar mengobrol dan sesekali Karin berusaha untuk membuat Bunda nya tertawa,setelah kejadian perceraian ini Karin jadi lebih sering menemui Bunda untuk sekedar memberi semangat agar Bunda nya tidak selalu kepikiran hal yang menyakiti hati nya.Dan pada akhirnya Ayah dan Bunda nya sudah resmi bercerai,keduanya sudah bukan siapa-siapa lagi namun mereka tetap orang tua Karin walau sudah berpisah.
"Yaudah kalo gitu,hati-hati yah cantik,bawa mobil kan?"tanya Bunda.
"Bawa kok Bun,dahh aku pulang yah,ntar kalo hari minggu aku nginep dirumah,"ucap Karin sekali lagi mencium Bunda dan melambaikan tangannya sembari membuka pintu ruangan keluar dari sana.
"Iya hati-hati,salam buat Vani sama Luna makanannya di abisin,"ucap Bunda memberi peringatan agar makanan yang dibawa Karin dimakan habis.
Karin mengangguk seraya tersenyum lalu menutup pintu nya,sejujurnya dia berbohong prihal membawa mobil,kenyataannya gadis itu tadi kemari dengan taksi,karna jika dengan mobil dia hanya berjaga-jaga jika nanti orang suruhan Anggun kembali mengejarnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Karel dan Karin
Teen FictionKarel Mahendra, sosok laki-laki yang hampir terlihat sempurna. Pintar, tampan, ramah, baik dan dikagumi semua orang. Ia adalah ketua OSIS di SMA Citra Bangsa. Sudah sekitar hampir dua tahun lamanya ia jatuh cinta pada seorang Primadona Sekolah. Kari...