BAGIAN 54.

478 45 1
                                        


Selamat Membacaa💙


****

Ini sudah seminggu berlalu sejak kejadian saat itu dan Ferly benar-benar menyesali kenapa dirinya tidak bisa mengendalikan diri.

Gadis itu mulai capek dengan sikap Karel yang berubah seratus persen dari biasanya.Karel mulai cuek padanya,bicarapun hanya untuk menjawab pertanyaan Ferly dan itupun singkat namun setidaknya Karel tetap mengantar jemputnya sekolah.

Saat berdua dimotorpun,Ferly merasa jauh dengan Karel,seperti ia memang dekat dengan raga Karel namun rasanya seperti sangat jauh.

Ferly tak menyentuh makanan didepannya sedikitpun,tatapannya terus tertuju pada Karel yang duduk didepannya sibuk memakan makananya tak peduli sekitar.

Sedangkan Dio dan Vanya yang duduk diantara Karel dan Ferly menghembuskan nafas pelan.

Keadaannya benar-benar terasa sangat berbeda dan canggung.

Vanya melirik Ferly yang masih saja menatap Karel yang tidak peduli.

"Makan Fer,"ucap Vanya.

Ferly menundukkan kepalanya,mengangguk singkat dan mulai menyendok makananya walau sedikit dan mengunyah dengan tidak minat.

Karel sudah selsai makan cowok itu berdiri dari duduknya,mengeluarkan selembar uang dan memberikannya pada Dio.

"Bayarin,"ucapnya lalu menolah pada Vanya.

"Kumpulan Osis pulang sekolah jangan lupa,"ucap Karel.

Vanya menganggukkan kepalanya dan setelah itu Karel pergi tanpa mengatakan apapun pada Ferly.

Ferly beranjak dari duduknya,mengejar Karel menghentikan langkah cowok itu menarik perhatian orang-orang yang ada disana.

"A-ku pulangnya nung__"

"Pulang duluan aja,telpon supir lo,jangan nungguin gue,"ucap Karel dan kembali melangkahkan kakinya acuh.

Ferly menunduk,menghembuskan nafas kasar.

Karel bukan jahat,dia hanya baru saja tersadar tak selamanya menjaga perasaan orang lain akan terasa mudah.

*****

Sedangkan Karin, gadis itu menuruti ucapan Ferly berusaha untuk tidak bertemu dengan Karel walau kadang semesta seakan selalu ingin kedua nya bertemu buktinya saja saat ini keduanya lagi-lagi bertemu tepat ketika Karin yang tengah mengepel lantai koridor dengan cara mundur karna mendapat hukuman sebab tak fokus saat belajar dan tidak menulis materi juga tidak mengerjakan PR.

Kali ini Karin menabrak Karel yang tengah menunduk pada HP nya.

Keduanya sama-sama diam tanpa kata saat manik mata nya saling bertabrakan.

Karin menghembuskan nafas tanpa kata segera beranjak pergi menuju parkiran dimana mobilnya terparkir dan segera melaju pergi sampai melupakan Vani dan Luna yang menunggunya didepan gerbang sekolah,kedua temannya itu terkejut saat melihat mobil Karin melesat begitu saja meninggalkannya.

Luna dan Vani sudah berteriak tapi Karin tak mendengar teriakan kedua sahabatnya itu.

Akhir-akhir ini rasanya bertemu Karel adalah hal yang benar-benar harus dia hindari.

Hari sudah sangat sore,matahari sebentar lagi akan kembali keperaduannya membuat suasana sebentar lagi menggelap.

Karin melewati jalanan sepi baru teringat dia meninggalkan Vani dan Luna.

Karel dan KarinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang