Chapter 3 : Gara-gara tatapan

14.5K 1.4K 35
                                    

Follow Secrettaa
Instagram @authorta

Bantu share cerita ini ke IG, FB, Tiktok dan Twitter yaa

Bantu share cerita ini ke IG, FB, Tiktok dan Twitter yaa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa vote+komen✨

•••

"Kenapa nggak boleh, tadi kenapa natap cowok di dekat hotel itu? Suka, hm?"
•••

"Duduk dulu, Tang." Liko bangkit dari duduknya, membawa tubuh Lintang agar duduk di kursi kosong di samping Linka.

"Jangan panggil gue, Tang!" Kesal Lintang karena sahabatnya yang satu itu selalu saja memanggilnya dengan sebutan Tang.

"Lah, terus gimana, Linka aja gue panggil Ka. Lo harusnya emang Tang, tau!" sanggahnya berhasil membuat Lintang mendelik sebal.

"Eh, ada Lintang! Mau makan apa, nanti aku pesanin. Ada ay--" ucapannya terpotong karena mendapat tatapan tajam dari Gilvan.

"Bang, liat Gilvan melototin aku!" adunya pada Liko. Bersembunyi dipelukan laki-laki tersebut yang saat ini terkekeh pelan. Zala selalu saja bisa membuat mood-nya kembali baik.

"Gue balik dulu, mau jalan!" pamit Gilvan pada mereka semua. Lena mengikutinya dari belakang, berpamitan pada sahabatnya di sana.

"Besok ketemu di sekolah ya, nggak sabar gue!" teriak Lena dengan antusias, tidak memedulikan tatapan heran para pengunjung di kafe.

"Heh, jangan buat malu kenapa sih!" Gilvan menarik tangan Lena keluar, seraya membekap mulutnya. Mereka yang masih berada di meja itu hanya tertawa.

Tidak terkecuali Linka yang saat ini berusaha bersikap biasa-biasa saja, saat mata tajam Lintang menatap ke arahnya. Bahkan, makanan yang dipesan oleh Zala tadi, sama sekali tidak disentuh oleh Linka. Entah kenapa rasa laparnya sekarang tak lagi ia rasakan. Seketika lapar itu hilang, tergantikan dengan rasa was-was yang menyelimuti.

"Kita balik," ucap Lintang tegas yang langsung dituruti oleh Linka. Bergegas mengikuti langkah lebar Lintang dengan rasa gugup yang semakin kentara.

"Linka, makanannya nggak mau dibungkus aja nih?" tanya Zala menghentikan langkah Lintang dan Linka. Baru saja ingin berucap, tapi Lintang lebih dulu menyela

"Enggak, makasih. Buat kalian aja," ucap Lintang. Liko mengangguk paham dan Lintang kembali berjalan keluar, tangannya mencengkram tangan Linka kuat saat gadis itu masih berada di posisinya.

"Abang, pelan-pelan dong! Ih, sakit tau!"

Rengekan dari Linka sama sekali tidak membut Lintang luluh. Ia masih saja terus mencengkram tangan Linka. Tak memedulikan ucapan adiknya.

Possessive Lintang [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang