Follow wp Secrettaa
Instagram @authortaBantu share cerita "Possessive Lintang" ke IG/TIKTOK/TWITTER/FB ya
Jangan lupa vote+komen✨
•••
Setiap orang punya lukanya sendiri, begitu pula dengan dia yang terlihat tak peduli.
•••"Kok Lara bisa kayak gini? Pasti Abang pukul, ya?!"
Baru saja Lintang mendudukkan Lara di dalam mobil, ia sudah disambut dengan tuduhan Linka pada dirinya. Lintang hanya menggeleng, ia tidak mau menjelaskan banyak karena pada akhirnya pasti dia juga yang disalahkan oleh kembarannya.
"Abang kenapa sih, kasar banget sama Lara sampai ngelakuin hal kayak gini!" ucap Linka menggebu-gebu.
"Bukan Abang," jawab Lintang membela diri.
Linka masih saja tidak percaya, ia terus mengoceh di dalam mobil. Sedangkan Lintang yang mengambil tempat duduk di belakang, tengah sibuk mengobati luka Lara.
Lintang tahu, pasti kepala Lara semakin pusing ketika mendengar ocehan Linka yang sangat berisik. Tubuh Lara sengaja Lintang baringkan agar ia lebih mudah mengobati lukanya. Wajah yang selalu pucat itu, entah kenapa kini tampak berbeda dari biasanya. Bahkan, Lintang bisa melihat buliran keringat yang keluar di sekitar dahinya.
"M-makasih, Lintang." Dengan keadaan yang setengah sadar, Lara masih sempat mengucapkan terima kasih dan memberikan sebuah senyuman. Sebelum pada akhirnya, mata itu benar-benar terpejam.
"Harusnya jadi laki-laki itu bisa perlakuin perempuan dengan lembut. Bukan kasar, apalagi sampai main tangan!" Linka menatap ke belakang setelah mengatakan hal tadi. Perempuan itu melotot tak percaya, melihat Lara pingsan. Ia bersiap ingin berteriak, tetapi tatapan tajam dari Lintang membuat Linka mengurungkan niatnya.
"Jangan berisik," peringat Lintang penuh penekanan dan Linka hanya menuruti. Ia kembali menatap ke depan dan sesekali juga memperhatikan Lara yang masih pingsan.
Cukup lama mereka diam di mobil, bahkan jam masuk sekolah sudah lewat beberapa menit yang lalu.
Namun, tidak ada juga tanda-tanda bahwa ayah mereka ke luar dari rumah sana.
Sedangkan di dalam rumah, Mahes dan Largas masih saling bercerita, lebih tepatnya Largas yang mendengarkan segala cerita Mahes.
"Gue nggak bisa tahan emosi, setiap ngeliat dia ... bikin gue muak." Mahes memalingkan wajahnya saat mengatakan hal tersebut dan Largas bisa melihat ada tatapan benci yang tampak jelas di mata sahabatnya itu.
"Waktu SMP dulu, lo orang paling baik yang pernah gue kenal. Sekarang ke mana sifat baik lo itu? Nggak seharusnya lo nyalahin anak lo, kalo dia emang nggak bisa menuhin semua keinginan lo yang menuntut dia harus sempurna. Apa nggak ada rasa kasihan di dalam diri lo, Hes. Dia anak kandung lo dan darah daging lo sendiri." Perkataan Largas sukses membuat Mahes tampak berpikir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive Lintang [SELESAI]
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM BACA YA] Ini tentang Lintang dengan segala keposesifannya pada Linka, saudari kembarnya dan keluarga tercinta. Tentang Lintang yang selalu berkata diluar kepala, serta si egois yang membenci fakta. Fakta bahwa apa yang ia jaga, tida...