Chapter 20 : Tanda

6.3K 750 83
                                    

Follow Secrettaa
Instagram @author.ta

Bantu share cerita "Possessive Lintang" ke IG/TIKTOK/TWITTER/FB ya

Bantu share cerita "Possessive Lintang" ke IG/TIKTOK/TWITTER/FB ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa vote+komen✨
•••
"Lain kali jangan berani bohongin gue."

••

Seminggu telah berlalu dan semuanya tidak baik-baik saja. Lara sering mendapatkan hukuman dari sang ayah, karena nilai sekolahnya yang semakin hari, semakin menurun. Bukan tanpa sebab Lara seperti itu, apalagi jika bukan karena ulah Lintang yang selalu saja menyuruhnya melakukan banyak hal. Sehingga waktu yang seharusnya Lara gunakan untuk belajar malah terbuang sia-sia.

Wajah Lara terlihat pucat, sudut bibirnya juga robek dan terdapat rona merah seperti bekas tamparan di pipinya. Ia berjalan dengan pelan, karena sejujurnya seluruh tubuhnya sangat sakit akibat semalam ia dihukum oleh ayahnya 'lagi'.

Malam itu, seperti biasa. Lara belajar di kamarnya. Rasa kantuk yang sering menghampiri dan memecahkan fokus belajarnya, tak membuat Lara menghentikan kegiatannya.

Sebuah kertas yang berisi nilai hasil ulangan miliknya, Lara simpan di dalam tas. Berharap sang ayah tidak akan melihat hasil itu.

Namun, semua di luar kendali Lara. Sang ayah mengetahui jika ia mendapat nilai rendah dan jauh dari kata sempurna.

"Ampun, Yah. Lara---" Belum sempat ia menjelaskan semuanya, sebuah tamparan berhasil mengenai pipi mulus miliknya.

Bahkan, saking kuatnya tamparan tersebut, Lara terjatuh dari posisi duduknya di kursi.

Tubuhnya bergetar ketakutan, saat melihat sang ayah melepas ikat pinggang dari celananya. Bahkan, baju kantornya masih terlihat begitu rapi, pertanda bahwa Mahes baru saja pulang kerja.

Yang bisa Lara lakukan hanya berdiam diri, menerima semua pukulan menyakitkan itu. Badan Lara penuh dengan luka memanjang yang Mahes berikan.

Lara meringis kesakitan, bersamaan dengan tubuhnya yang tersungkur ke lantai. Air mata yang sedari tadi ia tahan, akhirnya keluar.

"Kenapa semakin hari, nilai kamu selalu saja rendah! Kamu tidak mendengar ucapan saya?!" marahnya seraya masih memukuli tubuh lemah itu.

Lara hanya bisa menggeleng pelan, berharap semua ini segera berakhir.

"S-sakit, Y---akh!" Lara menjerit ketika merasakan kakinya diinjak kuat oleh sang ayah.

Lara berusaha menatap Mahes dan kembali memohon agar ayahnya tidak lagi menyiksanya.

Namun, yang Lara dapatkan malah sebaliknya. Tubuhnya semakin kuat dipukul, bahkan dengan tak berperasaan Mahes menendang tubuhnya berkali-kali.

Lara yakin, ini bukan hanya soal nilainya saja yang rendah, tetapi karena Mahes membutuhkan pelampiasaan saat urusan kantor yang tak berkesudahan. Lara bisa mengetahui itu, karena Mahes sesekali menyebut nama orang yang sama sekali tidak dikenalnya.

Possessive Lintang [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang