Chapter 19 : Awal penderitaan

6.1K 698 86
                                    

Follow Secrettaa
Instagram @author.ta

Bantu share cerita "Possessive Lintang" ke IG/TIKTOK/TWITTER/FB ya

Bantu share cerita "Possessive Lintang" ke IG/TIKTOK/TWITTER/FB ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa vote+komen✨

•••
Terlalu percaya diri itu nggak baik juga ternyata.

Hm, karena sesuatu yang berlebihan itu emang nggak baik, kan?
••

Laki-laki yang memiliki tindik ditelinga itu menatap Lara yang kini terlihat bingung. "Gilvan," ucapnya.

Dengan cepat Lara menganggukkan kepalanya. "Makasih, ya, Gilvan."

Keduanya yang saat ini duduk di ranjang UKS saling melemparkan tatapan. Lara tersenyum dan entah kenapa malah membuat Gilvan merasa senang. Melihat bagaimana plastik pemberiannya sudah kosong tak bersisa lagi, menandakan bahwa perempuan di depannya ini sudah memakan semuanya.

"Mau ke mana?" tanya Gilvan saat melihat Lara yang bergegas turun dari ranjang setelah melihat ponselnya.

"Aku pergi dulu, sekali lagi makasih ya, Gilvan." Lara keluar dari UKS. Wajahnya yang masih pucat membuat Gilvan mengernyitkan dahinya bingung. Bukankah perempuan itu masih sakit, tapi kenapa ia malah tidak beristirahat?

Karena tidak mau terlalu ambil pusing dengan tingkah Lara, Gilvan pun akhirnya keluar dari sana dan membiarkan ruangan UKS itu kembali kosong tak berpenghuni.

"Baa!" teriak Zala yang tiba-tiba muncul di depan Gilvan yang sedang berjalan menyusuri koridor.

"Eh? Maaf Gilvan, maaf nggak sengaja. Jangan marahin Zala!" Zala berlari menjauh dari Gilvan yang padahal sedari tadi hanya diam. Ia terkekeh, melihat Zala yang berlari dengan kuat menjauhinya, seolah-olah dirinya adalah setan yang sangat mengerikan.

"Ngapain lo di situ?"

Liko yang awalnya masih bersembunyi, akhirnya keluar dari tempatnya. Ia menatap sekeliling, mencari sosok yang selalu mengikutinya.

"Udah gede, masih aja main petak umpet."

"Idih, lo iri ya? Nggak pernah diajak main," kekeh Liko berhasil membuat Gilvan menggelengkan kepalanya, bingung dengan pola pikir Liko yang lama kelamaan semakin mirip saja seperti Zala.

"Liat Zala, nggak?" tanya Liko akhirnya.

Bukannya menjawab, Gilvan malah meninggalkan Liko sendirian di koridor yang terlihat ramai itu.

"Woi, Gilvan?!" teriak Liko yang sama sekali tidak dihiraukan oleh sang pemilik nama.

Tanpa berpikir lagi, Liko mengikuti langkah Gilvan yang ternyata menuju ke kelas.

Possessive Lintang [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang