Chapter 14 : Grandma's home

6.6K 801 18
                                    

Follow Secrettaa
Instagram @authorta

Bantu share cerita ini ke IG/FB/Tiktok dan Twitter yaaa

Jangan lupa vote+komen✨•••"Lagian salah Bunda, kenapa ndak buat lagi sama ayah adiknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa vote+komen✨
•••
"Lagian salah Bunda, kenapa ndak buat lagi sama ayah adiknya. Bial Lingga cepet-cepet dapat adik."

•••

Linka terus memalingkan wajahnya, ia tak mau menatap Lintang. Perempuan itu sedang marah sekarang, lihatlah tangannya yang bersedekap dada dan bibir yang berkecurut, sungguh menggemaskan bagi siapa saja yang melihatnya.

Bukan tanpa sebab Linka seperti ini. Pasalnya tadi saat mereka keluar dari gerbang sekolah dengan suasana hujan. Linka tidak sengaja menatap ke arah Lara yang sepertinya kedinginan.

Padahal Linka menyuruh Lintang agar mengajak perempuan itu pulang bersama mereka, tapi yang terjadi malah sebaliknya. Lintang melajukan mobil dengan cepat dan membuat Lara yang tengah berdiri terkena cipratan air dilubang jalan.

Linka juga menyuruh Lintang agar berhenti, tetapi sang abang malah semakin melajukan mobilnya. Tanpa mendengar setiap ucapan dari Linka. Sekarang ia sama sekali tidak mau menatap kembarannya itu.

"Yah, nggak ada cilok," gumamnya seraya menatap jalanan yang sering mereka lewati saat pulang, kini terihat sepi. Mungkin karena suasana hujan, para pedagang tidak berjualan.

"Pengen banget makan cilok?" tanya Lintang menatap sekilas adiknya.

Bukannya menjawab, Linka malah semakin memalingkan wajah.

"Masih marah?" tanya Lintang lagi, tetapi tetap Linka sama sekali tak menjawabnya.

Tak kunjung mendapat respon dari adiknya, Lintang kembali fokus pada mobilnya. Apalagi hujan semakin deras, membuat pandangannya sedikit terganggu.

"Abang! Kenapa dibuka sih?!" kesal Linka saat dengan isengnya Lintang membuka jendela di dekatnya, mengakibatkan air hujan mengenai wajah Linka yang sedari tadi memang terus menatap ke arah luar.

Linka mendekat ke arah Lintang, lalu mengusap wajahnya yang sedikit basah pada seragam milik Lintang.

"Masih marah, hm?" Lintang menatap wajah sang adik yang tepat berada di depan wajahnya. Jarak keduanya begitu dekat, bahkan Linka bisa merasakan deruan napas dari Lintang.

Cepat-cepat Linka menjauhkan tubuhnya dan bersikap biasa saja, tanpa menjawab pertanyaan Lintang tadi. Bagaimana pun ia masih kesal pada kembarannya itu.

"Kasian tau, dia kedinginan tadi. Bajunya jadi kotor juga gara-gara Abang!" Linka mulai mengomel dan malah dibalas anggukan kepala oleh Lintang. Setiap ucapan yang keluar dari mulut adiknya itu, seolah adalah sebuah nyanyian.

Possessive Lintang [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang