Chapter 42 : He's care, but ...

4.8K 608 52
                                    

Follow wp Secrettaa
Instagram @authorta

Bantu share cerita "Possessive Lintang" ke IG/TIKTOK/TWITTER/FB ya

Jangan lupa vote+komen✨•••Ucapannya memang terdengar kasar, tapi ketahuilah bahwa sikap pedulinya bukan dari kata-kata, melainkan tindakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa vote+komen✨
•••
Ucapannya memang terdengar kasar, tapi ketahuilah bahwa sikap pedulinya bukan dari kata-kata, melainkan tindakan.


•••

Gilvan masih setia berdiri di depan Lara dan Lintang dengan tatapan yang sudah pasti mengarah pada Lara.

"Gilvan, buruan woi!" teriak Lena tidak sabaran, karena kebutulan perempuan itu ikut dengan Gilvan.

Laki-laki itu mendengkus dan menyuruh Lena agar menunggu sebentar lagi. Tatapan Gilvan kembali pada Lara. Menatap setiap ukiran wajah itu kagum dan tanpa sadar membuatnya betah berlama-lama di sana. Hingga pada akhirnya Lena harus turun tangan juga.

"Hati-hati Lara!" teriak Gilvan saat tangannya tak hentinya ditarik Lena, senyumnya juga ia perlihatkan pada perempuan itu dan sesekali matanya melirik Lintang yang justru menatap datar pada dirinya. Padahal biasanya Gilvan tidak pernah seramah ini, tetapi dengan Lara seolah semuanya berubah seketika.

Lara tentu saja membalas senyum itu, bahkan ia juga melambaikan tangannya pada Gilvan. Tidak menyadari bahwa laki-laki di sampingnya tengah menahan amarah.

"Mau gue patahin tangan lo?" bisik Lintang terdengar begitu sadis di telinga Lara.

"M-maaf." Lara menurunkan tangannya dan kembali menunduk.

"Jangan caper ke Gilvan ataupun sahabat gue yang lain." Lintang berlalu dari sana, meninggalkan Lara yang masih terdiam mencerna ucapan laki-laki itu dan berusaha agar selalu mengingatnya.

Tatapan Lara tertuju pada pergelangan tangannya, dan ia hanya bisa menghela napas saat mendapati pergelangan itu kembali memerah. Bekas lukanya juga masih ada, tapi tak terlalu terlihat.

"Lara, ayo katanya mau balik?" celetuk Lauren membuyarkan lamunannya.

Lara bergegas ingin masuk ke dalam mobil, tetapi lagi-lagi tangannya ditarik oleh seseorang. Lara meringis, menahan perih karena tarikan yang sangat kuat. Entah dia yang terlalu lebay atau sosok itu yang memang memiliki kekuatan.

"Lo sama gue!"

"Kak Lala sama Lingga!" sahut Lingga yang sudah duduk nyaman di dalam mobil. Karena posisi Lara dan Lintang saat ini masih berada di luar mobil Largas, sehingga anak kecil itu bisa mendengar ucapan yang abangnya lontarkan.

"Lingga, biarin Kak Lara sama Abang ya, nanti pas di rumah, 'kan bisa ketemu lagi sama." Lauren berusaha menjelaskan dan membujuk anak bungsunya yang cerewet itu. Begitupula dengan Linka yang duduk di sebelah Lingga, entah kenapa Linka terlihat sangat baik sekarang pada sang adik.

Possessive Lintang [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang