Follow Secrettaa
Instagram @authortaBantu share cerita ini ke IG, FB, Tiktok dan Twitter yaa
Jangan lupa vote+komen✨
•••
"Kok kayak gembel ya, tapi mirip sama Om Levan."
•••Mata Linka memandang sekitar dengan teliti, menatap setiap sudut kamar dengan hati-hati. Semua sudap siap, sekarang waktunya beraksi. Tangga yang kebetulan berada di dekat kamar, memudahkan ia untuk turun ke bawah.
Tak ada cara lain, selain kabur seperti ini. Ia juga sudah menyiapkan bantal guling yang lengkap ditutupi oleh selimut. Agar jika siapa pun yang masuk ke dalam kamarnya tidak curiga dan mengira ia sudah tidur.
Sebuah senyum tipis terbit, mengingat betapa cerdas otaknya. Tak sia-sia ia bergelung di bawah selimut hampir satu jam tadi.
Jantungnya berdetak lebih kencang saat menyadari bahwa sang kembaran masih berada di balkon kamar. Sebisa mungkin Linka tidak memunculkan suara, bahkan ia menahan napas untuk sesaat.
Jangan liat! Batin Linka. Benar saja Lintang yang tadi tampak ingin menoleh langsung tak jadi karena sibuk dengan ponsel di tangannya.
"Huh, akhirnya bisa juga turun." Linka menepuk-nepuk tangannya, lalu kembali berkaca lewat kamera ponsel miliknya.
Melihat tatanan rambut yang cantik itu masih rapi atau tidak dan memberi sedikit riasan pada bibirnya. Setelah merasa semua siap, sekarang Linka hanya perlu menuju ke tempat para sahabatnya berkumpul.
Prang!
Suara tangga yang jatuh di sisi tubuhnya, berhasil membuat Linka terkejut bukan main. Bahkan, ia sampai berkali-kali mengusap dadanya sendiri. Ia berlari dari sana, menghampiri gerbang yang tampak terbuka.
Tidak tahu saja, bahwa Lintang sedari tadi terus mengawasinya. Jauh sebelum tangga itu terjatuh.
Namun, Lintang ingin melihat seberapa jauh Linka akan pergi tanpa persetujuan darinya.
"Siapa?" teriak Lintang.
Linka yang masih belum sampai ke arah gerbang itu. Kini tampak bersembunyi dibalik pohon.
"Kucing! Eh, meow ..., meow," ucap Linka menirukan suara kucing. Dari atas sana, Lintang tersenyum tipis melihat kelakuan bodoh sang kembaran.
Linka melihat ke arah balkon kamar Lintang yang sekarang tampak kosong. Sepertinya kembarannya itu sudah masuk. Ia menghembuskan napas lega. Berjalan menuju gerbang, lalu memesan sebuah taksi.
Betapa senangnya Linka bisa bebas dari Lintang. Ia tak sabar, menemui sahabat-sahabatnya. Mengingat hampir beberapa minggu ini mereka tidak bertemu.
Hampir dua puluh menitan lebih akhirnya Linka sampai di sebuah kafe tempat ia biasa berkumpul. Ia mengeluarkan selembar uang dari dalam tasnya, lalu menyerahkan pada sang supir taksi tadi. Tak lupa juga mengucapkan terima kasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive Lintang [SELESAI]
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM BACA YA] Ini tentang Lintang dengan segala keposesifannya pada Linka, saudari kembarnya dan keluarga tercinta. Tentang Lintang yang selalu berkata diluar kepala, serta si egois yang membenci fakta. Fakta bahwa apa yang ia jaga, tida...