Follow Secrettaa
Instagram @authortaBantu share cerita ini ke IG, FB, Tiktok dan Twitter yaaa
Jangan lupa vote+komen✨
•••
Semua orang sepertinya sangat suka melihat aku menderita.
Lara•••
"Lo ga---" Sebuah tarikan ditangannya herhasil membuat Gilvan menghentikan ucapannya. Ternyata orang itu adalah Lena.
"Udah, ayo kita pergi!" ajak Lena dan dengan terpaksa harus dituruti oleh Gilvan.
Lara menatap kepergian setiap orang yang ada di sana dengan sendu. Tidak ada satupun yang mau menolongnya dan untuk apa juga ia mengharapkan pertolongan itu? Lara tersenyum tipis bersamaan dengan air mata yang kembali mengalir, ia sudah terbiasa sendiri. Kenapa juga harus mengharapkan orang lain.
Lara berpegangan pada dinding, berusaha bangkit karena kakinya yang tadi kembali sakit membuat ia terduduk di sini. Susah payah Lara berdiri, akhirnya ia bisa juga. Lalu langkah tertatih itu mulai menjauh dari sana, bahkan rasa lapar yang awalnya ia rasa kini mati-matian harus ditahannya karena uangnya hanya tersisa untuk membayar angkot pulang saja.
Bunyi bel tanda istirahat berakhir membuat Lara semakin mempercepat langkahnya, padahal banyak siswa-siswi lain yang berjalan di sekitarnya.
Namun, tidak ada satupun dari mereka yang mau membantu Lara. Lagi-lagi ia harus menyadarkan dirinya agar tidak terlalu berharap pada mereka. Mustahil rasanya, jika ada yang mau membantu. Bahkan, saat Lara ditahan Lintang tadi saja semua orang hanya memperhatikan dan menjadikan itu sebuah tontonan.
Lara sudah tahu nama laki-laki itu, karena tadi ia sempat menatap name tag milik Lintang, tapi Lara belum mengetahui siapa perempuan yang terkena kuah bakso miliknya tadi. Ah, mengingat itu membuat Lara kembali merasa bersalah. Perempuan itu pasti kesakitan, seharusnya ia bertanggung jawab, bukan malah pergi seperti sekarang.
Lara masuk ke dalam kelas, semua tatapan langsung tertuju pada dirinya, tetapi tidak membuat Lara menghentikan langkahnya. Sedikit lagi ia bisa sampai di kursi tempat biasa ia duduk.
Namun, belum sampai di sana sebuah kaki menghalangi langkahnya dan membuat Lara terjatuh karena tidak melihat itu.
Lara tersungkur dan semua yang ada di kelas malah menertawakan dirinya. Membuat rasa sesak kembali hadir, seseorang mengulurkan tangan membuat Lara mendongak dan menatapnya tak percaya.
Baru saja ingin mengapai uluran tangan tersebut, tetapi orang itu malah menghempaskan tangannya dan kembali membuat Lara terjatuh.
"Dih, siapa juga yang mau nolongin lo!" Ucapan orang itu berhasil membuat mereka kembali menertawakan Lara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive Lintang [SELESAI]
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM BACA YA] Ini tentang Lintang dengan segala keposesifannya pada Linka, saudari kembarnya dan keluarga tercinta. Tentang Lintang yang selalu berkata diluar kepala, serta si egois yang membenci fakta. Fakta bahwa apa yang ia jaga, tida...