Chapter 50 : Gilvan Mikael

5.4K 701 227
                                    

Follow Secrettaa
Instagram @authorta

Bantu share cerita "Possessive Lintang" ke IG/TIKTOK/TWITTER/FB ya

Bantu share cerita "Possessive Lintang" ke IG/TIKTOK/TWITTER/FB ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa vote+komen✨
••

Dia yang biasanya tak menampakkan senyum, kini justru tersenyum lebar dan menebar tawa.

••


"Kak Lala kenapa?"

"Kok matanya bengkak sih, Kakak nangis? Siapa yang buat pacalnya Lingga nangis?!"

Lara terkejut mendapati sosok mungil tengah menatap ke arahnya dan ia baru menyadari kehadiran sosok itu yang tak lain adalah Lingga.

"Kakak nggak kenapa-kenapa kok, kita turun, yuk. Pasti mereka semua udah nunggu," alibinya seraya menarik tangan mungil itu agar mau mengikuti langkahnya.

Namun, Lingga justru memasang wajah galak. Tidak mau menuruti perkataan Lara dan memaksa perempuan itu agar berjongkok dan sejajar dengan tubuh kecilnya.

"Jujul dulu, Kakak nangis kalena siapa?" Lingga menatap lekat wajah Lara dengan polos, seolah mengetahui bahwa perempuan di depannya ini sedang tidak baik-baik saja.

"Eng---"

"Jujul Kak Lala. Kita ini 'kan pacalan, kenapa Kak Lala ndak mau jujul sama Lingga?!" marahnya dan berhasil membuat Lara terkekeh.

"Kamu masih kecil, nggak boleh pacaran. Sekarang kita turun ya," ajak Lara lagi, tetapi Lingga langsung menggeleng.

"Ya udah tunggu Lingga besal aja, tapi siapa yang belani buat Kak Lala sedih? Kasih tau Lingga, nanti Lingga hajal olangnya!"

"Aaa ... Abang tulunin Lingga!" teriak Lingga tiba-tiba karena tubuhnya diangkat dengan mudah oleh Lintang.

Bukannya menurunkan, Lintang malah berlalu dari sana menuju lantai bawah.

Lara mengusap pipinya yang masih terasa basah, saat menyadari Lintang menghentikan langkahnya dan menatap tajam ke arahnya. Perempuan itu langsung menunduk dan mengikuti langkah Lintang cepat.

Tatapannya seolah menyuruh Lara agar tidak diam saja di tempat.

Saat sudah sampai di bawah, semua tatapan tertuju pada mereka bertiga. Kecuali, Linka yang asik menikmati sarapannya tanpa terganggu sama sekali.

"Bunda, Abang nakal! Masa nyuluh Lingga ndak boleh dekat sama Kak Lala!" adu Lingga saat Lintang sudah menurunkan tubuhnya.

Padahal Lintang sama sekali tidak ada mengatakan hal tersebut. Ia menatap adiknya datar. "Masih kecil, siapa yang ngajarin bohong, hm?"

Possessive Lintang [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang