Chapter 52 : Lucu

4.6K 712 155
                                    

Follow Secrettaa
Instagram @authorta

Bantu share cerita "Possessive Lintang" ke IG/TIKTOK/TWITTER/FB ya

Bantu share cerita "Possessive Lintang" ke IG/TIKTOK/TWITTER/FB ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa vote+komen✨

•••
Kata nyaman itu muncul karena terbiasa bersama, sepertinya itu yang sekarang aku rasa.


Lara
••

"Bang, nanti pulangnya aku sama Ai---" Belum sempat Linka menyelesaikan ucapannya, Lintang sudah terlebih dahulu menggelengkan kepala.

"Enggak," ketusnya seraya tetap fokus pada makanan.

Linka terlihat kesal, ia kembali berusaha membujuk sang abang, tetapi Lintang tetap pada pendiriannya.

Bukan karena apa-apa, Lintang hanya takut adiknya akan terjebak oleh laki-laki itu.

"Udah, kalo nggak dibolehin nggak pa-pa," sahut Aiden membuat Linka semakin cemberut.

"Kan, aku udah lama nggak main sama kamu." Linka memainkan jari-jari tangannya layaknya anak kecil yang sedang dimarahi. Tatapan memohon masih ia layangkan untuk Lintang agar sang abang memberi izin padanya untuk pulang bersama Aiden.

Linka juga tidak melupakan janjinya pada Lintang saat itu, tapi kali ini ia benar-benar ingin menghabiskan waktu bersama Aiden. Laki-laki yang akhir-akhir ini selalu memenuhi pikirannya dan membuat debaran aneh itu tercipta tanpa sengaja. Mungkin Linka sudah jatuh cinta pada Aiden dan sepertinya memang begitu.

"Abang ...," rengek Linka dan dengan pasrah Lintang mengangguk. Sudah dia katakan 'kan bahwa apa saja keinginan ataupun permintaan Linka tidak ada yang bisa ia tolak, seperti halnya sekarang. Meskipun awalnya ia tidak mengizinkan, tapi pada akhirnya Lintang luluh juga.

"Asal kamu harus pulang sebelum jam lima sore dan nggak boleh ada lecet sama sekali!" peringat Lintang dengan tatapan tajam tertuju pada Aiden yang tersenyum.

"Ish, kok jam lima sih. Kita aja pulang sekolah lama, sebelum jam enam aja ya Bang," bujuk Linka lagi.

"Sebelum jam enam, 'kan jam lima. Berarti Linka pulangnya harus jam lima dong?" celetuk Zala yang sedari tadi diam-diam menyimak pembicaraan ketiga orang itu.

Sedangkan yang lain hanya fokus pada makanan mereka. Begitu pula dengan Gilvan yang sedari tadi tak hentinya menatap Lara yang sudah selesai makan dan hanya menatap lurus ke depan--memperhatikan Lintang.

"Zala diam aja ya, nggak usah ngomong," ucap Linka seraya berusaha menampilkan senyumannya meskipun terpaksa.

Raut wajah Zala tampak berubah, dari yang awalnya tersenyum kini berubah murung. Padahal menurut Zala, apa yang ia katakan adalah benar.
"Linka marah ya sama Zala, maaf."

Possessive Lintang [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang