Chapter 33 : Pertanyaan atau pernyataan

5K 661 49
                                    

Follow wp Secrettaa
Instagram @authorta

Bantu share cerita "Possessive Lintang" ke IG/TIKTOK/TWITTER/FB ya

Jangan lupa vote+komen✨•••Padahal lagi nyatain kebenaran, eh dia malah nganggap bercanda doang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa vote+komen✨
•••
Padahal lagi nyatain kebenaran, eh dia malah nganggap bercanda doang.
•••

"Ayah, ini bukan arah ke sekolah?" celetuk Linka yang memang duduk di samping sang ayah--Largas.

"Hari ini kalian libur dulu, kita sekarang ke rumah sakit." Tanpa banyak protes Linka dan Lintang hanya menurut saja.

Linka mengambil ponselnya, lalu mengetikkan pesan untuk sahabatnya, memberitahu bahwa dia tidak bisa hadir hari ini. Selesai dengan urusan ponselnya, kini tatapan Linka kembali terarah pada sang kembaran-Lintang yang kini terlihat tak henti-hentinya menatap wajah Lara. Sebuah pertanyaan secara tiba-tiba muncul di benaknya, apa Lintang benar-benar mencintai Lara?

Linka menggelengkan kepalanya cepat, untuk apa ia memikirkan hal tersebut. Lagipula itu masalah hati Lintang, tidak seharusnya dia ikut campur, kan?

"Kamu kenapa?" tanya Largas menatap anaknya sekilas bingung.

Linka terkejut dan langsung tersenyum cangung. "Nggak kenapa-kenapa kok, Yah."

"Mikirin cowok, ya?"

"Ayah apaan sih," ketus Linka seraya cemberut. Sedangkan Largas hanya terkekeh melihat wajah menggemaskan Linka. Sepertinya sudah lama mereka tidak menghabiskan waktu bersama, bahkan untuk mengobrol seperti ini saja Largas lupa kapan terakhir kalinya.

Suasana mobil itu kembali hening. Mereka semua sibuk dengan pikiran masing-masing. Largas yang melihat kedua anaknya saling diam tidak seperti biasanya, mau tak mau buka suara juga.

"Kalian berantem?" tanyanya yang langsung mendapatkan gelengan kepala dari Linka.

"Enggak," jawab Linka, sedangkan Lintang masih betah berdiam diri dengan sebelah tangan yang terus mengusap rambut Lara.

Namun, tatapannya justru terarah pada Linka.

"Ya udah, sekarang kalian mau ikut Ayah atau pulang?" Largas menatap kedua anaknya secara bergantian dan sekilas menatap Lara yang masih pingsan. Mereka baru saja sampai di rumah sakit.

"Ikut Ayah." Kali ini bukan Linka yang menjawab, melainkan Lintang.

Largas mengangguk paham, ia menyuruh Lintang agar mengangkat Lara dan Lintang menyetujuinya.

Lorong rumah sakit tampak begitu ramai, beruntung petugas di sana bergerak cepat ketika melihat pasien baru yang memerlukan penanganan. Tubuh Lara sudah berada di brankar rumah sakit dan beberapa langkah lagi akan masuk ke dalam ruangan.

Possessive Lintang [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang