Chapter 23 : Rencana berhasil?

5.8K 710 34
                                    

Follow wp Secrettaa
Instagram @author.ta

Bantu share cerita "Possessive Lintang" ke IG/TIKTOK/TWITTER/FB ya

Jangan lupa vote+komen✨•••"Enggak perlu dijawab, karena itu 'kan yang kamu mau?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa vote+komen✨
•••
"Enggak perlu dijawab, karena itu 'kan yang kamu mau?"

•••

"Kamu kenapa?" tanya Lara berusaha memberanikan dirinya memulai pembicaraan dengan Lintang.

Mereka berdua kini terlihat sedang duduk di taman belakang sekolah, menikmati sisa jam istirahat.

Lintang bungkam dengan pandangan fokus ke depan. Tidak menghiraukan pertanyaan Lara barusan. Laki-laki bermata tajam itu sedang sibuk dengan pikirannya.

Merasa tak kunjung mendapat jawaban dari Lintang. Lara hanya diam, sesekali tangannya mengusap bekas cengkraman dari Lintang tadi.

Bel pertanda istirahat berakhir akhirnya berbunyi. Lara bergegas mengambil tasnya, lalu bersiap pergi dari sana, tetapi Lintang menahannya sebentar.

"Ingat, lo pacar gue." Hanya ucapan itu yang Lintang bisikan pada Lara, sebelum pada akhirnya ia membiarkan Lara pergi dari sana.

Lara benar-benar pergi meninggalkan Lintang yang masih betah duduk di kursi taman itu. Ia tidak mengerti dengan segala perbuatan dan ucapan yang hari ini Lintang berikan padanya. Bahkan, Lara tidak ada mengatakan apakah dirinya mau menjadi kekasih Lintang atau tidak. Seolah laki-laki itu tidak membutuhkan pendapat ataupun jawaban darinya.

Lara tak mau lagi memikirkan hal tersebut, karena akan semakin membuat dirinya sendiri kebingungan.

Tidak terasa langkahnya yang tertatih kini sudah berhasil membuat Lara sampai ke kelas. Tanpa memedulikan ucapan dari teman-teman sekelasnya, Lara langsung bergegas duduk di kursi miliknya.

Ia seolah menulikan telinganya, ketika mendengar beberapa ucapan yang sepertinya ditujukan untuknya.

"Parah sih, ketahuan sama guru BK gitu."

"Lo liat nggak, lehernya tadi ada tanda."

"Nggak nyangka siswi pendiam kayak dia, punya sifat liar juga ternyata."

"Kenapa nggak sekalian di hotel aja, sih?"

"Haha bener, biar puas dan nggak malu. Ya 'kan?"

"Kayaknya udah nggak tau malu lagi deh."

"Dibayar berapa, ya?"

Lara memejamkan matanya, ketika tidak henti-hentinya mendengar ucapan tak mengenakan itu. Mereka hanya bisa berkata, tanpa tahu faktanya seperti apa.

Possessive Lintang [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang