Chapter 27 : Pelukan

6.1K 740 81
                                    

Follow wp Secrettaa
Instagram @author.ta

Bantu share cerita "Possessive Lintang" ke IG/TIKTOK/TWITTER/FB ya


Jangan lupa vote+komen✨•••Dia yang membuat luka, dia juga yang mengobatinya;

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa vote+komen✨
•••
Dia yang membuat luka, dia juga yang mengobatinya;

•••

Lintang terlihat gusar sekarang, di tangan laki-laki itu terdapat sebuah kotak P3K. Wajahnya masih memasang ekspresi datar, ia terus mondar-mandir di depan ranjang Lara.

Saat mulai mendekat ke arah ranjang tersebut, Lintang akhirnya mundur lagi dan begitu seterusnya. Sampai suara dari ponsel mengalihkan perhatian Lintang, ia mengangkat telepon yang ternyata dari sang bunda.

[Kamu di mana?]

Lintang terdiam sesaat, tidak begitu fokus mendengarkan ucapan bundanya, melainkan mendengarkan obrolan yang sangat ia kenali. Suara sahabat-sahabatnya dan adiknya. Tangan Lintang mengepal. Bahkan, kotak obat itu terjatuh begitu saja.

[Lintang?]

"Di apartemen. Bunda jangan khawatir, Lintang pasti pulang," ucap Lintang dan tanpa mendengar jawaban sang bunda ia mematikan sambungan telepon tersebut.

"S-sakit, Lintang ...."

Rintihan dari Lara membuat Lintang menatapnya heran, dengan cepat laki-laki itu berjalan menghampirinya.

"Lo baik-" Lintang mengantung ucapannya, rahangnya kembali menggeras. Tangan yang awalnya sudah berada di dekat Lara ia jauhkan.

"Bangun lo?!" sentaknya kuat, Lara yang baru saja membuka mata itu kaget dan kembali menangis ketakutan. Bayang-bayang kejadian beberapa saat tadi kembali terputar di kepala Lara. Bahkan tubuhnya masih sakit, dan Lara tidak mau jika Lintang kembali memukulnya lagi. Lukanya sudah terlalu banyak, ia tidak mau ada luka baru lagi yang pastinya lebih menyakitkan.

Lintang mengusap rambutnya kasar dan duduk di sisi ranjang Lara dengan pandangan lurus ke arah perempuan yang sedari tadi hanya memejamkan matanya serta tubuh yang bergetar karena menangis.

Lara memalingkan wajahnya saat tangan Lintang hendak menyentuh bagian pipinya yang lebam. Rahang laki-laki itu mengeras, mendapat penolakan dari Lara.

Tanpa aba-aba Lintang memaksa tubuh Lara agar bangkit dari posisi baringnya. Refleks Lara berteriak kesakitan, karena seluruh tubuhnya memang benar-benar sakit.

Ternyata Lintang ingin mengobati luka-luka itu, terlihat dari pergerakannya mengambil kotak P3K yang tadi ia jatuhkan begitu saja.

"Mau ngapain?" tanya Lara dengan suara pelan saat Lintang duduk di depannya. Rasa gugup serta takut masih ia rasakan, apalagi tak ada jawaban dari laki-laki bermata tajam itu.

Possessive Lintang [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang