Chapter 65 : Broken

6.4K 845 283
                                    

Follow wp Secrettaa
Instagram @authorta

Bantu share cerita "Possessive Lintang" ke IG/TIKTOK/TWITTER/FB ya

Bantu share cerita "Possessive Lintang" ke IG/TIKTOK/TWITTER/FB ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa vote+komen✨
•••

Baik atau nggak, manusia tetap punya perasaan.

••

"Lintang, kamu nggak capek?" tanya Lara pada laki-laki yang kini terus mondar-mandir tak jelas di depan ranjang pesakitan Linka.

Mereka semua sudah sampai di rumah sakit tempat Linka dirawat beberapa jam yang lalu. Liko, Zala, Gilvan dan Lena yang juga memperhatikan Lintang, hanya bisa menatapnya dengannya bingung. Apalagi Zala, kentara sekali gadis polos itu kesal karena melihat sang sahabat tak bisa diam.

"Biasanya lo yang nggak diam," celetuk Gilvan menatap Zala.

Merasa ditatap, Zala pun akhirnya menatap balik. "Zala pusing, liat Lintang jalan-jalan mulu."

"Lintang, bisa duduk diam aja nggak?" Akhirnya Liko bersuara, ia juga tidak tahan melihat tingkah laki-laki itu.

"Jangan berisik, ingat ini rumah sakit!" peringat Lena berhasil membuat Lintang duduk berdiam diri. Laki-laki itu tak lagi mondar-mandir, tatapannya terus tertuju pada sang kembaran.

Ruangan itu seketika hening, semuanya sibuk dengan pikiran mereka masing-masing.

"Lintang, ayah pulang dulu ya. Kasian bunda kamu tidur di sini. Jaga adik kamu, jangan lupa istirahat juga," jelas Largas seraya mendekat ke arah sang istri yang kini sudah terlelap. Mungkin karena kelelahan menangis dan menjaga Linka seharian. Lagipula sekarang memang sudah malam, waktunya untuk istirahat.

"Kalian, pulang juga ya. Lintang sama Lara pasti bisa jaga Linka," tambahnya menatap sahabat-sahabat si kembar.

"Ya udah, kalo gitu bareng aja Om." Liko membantu Zala berdiri karena gadis itu sudah terlihat mengantuk. "Kita, pulang ya?"

Zala mengangguk. "Gilvan, nggak ikut pulang?" tanyanya.

"Gue di si--"

"Sana lo pulang!" potong Lintang cepat sambil memaksa Gilvan untuk bangkit dari duduknya.

Gilvan ingin menolak, tetapi saat melihat tatapan semua orang tertuju pada dirinya dengan terpaksa ia bangkit--berjalan menuju pintu keluar. Ada perasaan tak rela, saat harus meninggalkan ruangan itu. Bukan karena apa-apa, melainkan hanya karena satu nama, yaitu Lara.

Sebelum benar-benar menutup pintu itu, Gilvan kembali menatap Lara yang ternyata juga tengah menatapnya. Ia membalas senyuman dari Lara. Tangannya juga melambai, seolah tengah memberikan salam perpisahan.

Possessive Lintang [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang