Chapter 49 : Kata putus

5.9K 749 305
                                    

Follow Secrettaa
Instagram @authorta

Bantu share cerita "Possessive Lintang" ke IG/TIKTOK/TWITTER/FB ya

Jangan lupa vote+komen✨•••Ternyata sosok itu masih sama, kasar dan selalu berkata seenaknya tanpa memikirkan perasaan sang lawan bicara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa vote+komen✨
•••
Ternyata sosok itu masih sama, kasar dan selalu berkata seenaknya tanpa memikirkan perasaan sang lawan bicara.
••


"Abang, bangun!" teriakan itu menggema di kamar besar milik Lintang.

Linka memasuki kamar sang abang dengan santai, ia menggeleng-gelengkan kepalanya tak percaya saat melihat Lintang masih terlelap. Biasanya Lintang yang selalu bangun awal dari dirinya, tapi lihatlah sekarang. Bahkan tak ada tanda-tanda abangnya itu akan bangkit dari ranjang.

"Bang Lintang, sekolah yuk!"

"Abang, ayo bangun. Susah amat sih," gerutunya karena tak berhasil membangunkan Lintang.

Linka bahkan berkali-kali mengecup wajah Lintang, tetapi abangnya itu masih saja tak sadar.

"Abang beneran ditikung sama Lingga ternyata. Tadi Linka liat mereka mesra-mesraan, Bang!"

"Masa Abang kalah sama si bocil sih?"

"Oh iya, kemarin Linka sempat mergokin Lingga lagi gombalin Lara. Ah, kayaknya Abang beneran ditikung!"

Mulut Linka tak berhenti mengoceh, dan tangannya sesekali menarik selimut tebal itu.

"Ab---"

Melihat mata Lintang sudah terbuka sempurna, Linka tidak lagi melanjutkan ucapannya. Perempuan itu hanya menyengir, menyadari wajah sang kembaran yang berubah kesal. Linka yakin kembarannya itu bangun karena tak tahan mendengar ocehannya yang terus mengatakan tentang Lara dan si kecil Lingga.

"Abang mandi ya, Linka ke bawah duluan!" pamit Linka dirasa sudah tidak ada keperluan lagi di sana.

Sebelum benar-benar beranjak, Linka terlebih dahulu mengecup pipi Lintang sekilas dan tak lupa ia menampilkan senyum manisnya.

"Abang bau masam!" teriak Linka menyadarkan Lintang dari lamunan.

Laki-laki itu terus menatap kepergian sang adik sampai pintu kamarnya benar-benar tertutup sempurna. Kenapa pagi-pagi seperti ini perasaannya harus dibuat tak karuan oleh adiknya sendiri? Lintang mengumpat kesal, tetapi binar di wajahnya menandakan seberapa bahagia dia sekarang, hanya karena sebuah kecupan.

"Kenapa harus kamu Linka?" gumamnya dengan wajah yang kini berubah sedih. Lintang tahu bahkan ia sangat tahu perasaannya ini sudah sangat salah sekali dari awal.

Possessive Lintang [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang