"Gue anggap lo nyaman dengan kehadiran gue, ternyata ada yang lebih nyaman dari pada gue." ~ Reyhan Ardaminata.
***
Jam 06.00 Una mulai menuruni tangga dengan cepat namun matanya menatap layar di HP sedangkan jari-jarinya kini mulai menari di atas keyboard, untuk membalas chat dari Reyhan.
"Mamah Lisa, Una makannya di kantin aja ya, buru-buru nih Mah," ujar gadis itu mulai menyimpan HP dia ke saku dan bergegas menyalimi semua anggota keluarga.
"Dek telat dikit aja enggak papa, kan ada Kakak pasti boleh masuk. Nanti kita ke sekolahnya naik mobil Kakak," kata Angga kini menarik kursi di sampingnya, menyuruh adiknya agar makan terlebih dahulu sebelum berangkat.
Gadis itu lantas menggeleng tegas. "Enggak Kak, Una enggak mau nanti mereka anggap Una kaya mentang-mentang yang punya sekolah jadi bisa masuk jam berapa aja."
"Ya terserah mereka mau fikirin Una kaya gimana aja, nanti juga kalau butuh mah datang ke Una."
"Kamu ini Angga, kaya enggak tau adek kamu kaya gimana aja," sahut Mamah Lisa seraya memakan rotinya.
"Nanti Reyhan, kan yang nganterin kamu ke sekolah?" lanjutnya.
Una menggeleng. "Enggak, Mah. Reyhan bilang dia berangkat sekolahnya pagi-pagi banget, enggak tau mau ngapain."
"Ya udah sana bareng Jefan aja, kan deket," timpal Angga.
"Jefan udah berangkat, tadi Una sempet chat dia. Una berangkat sama supir aja deh, Mah. Assalamualaikum...."
"Waalaikumsalam," balas mereka kompak.
***
Saat sudah sampai kelas dan sudah duduk di bangku gadis berambut sebahu ini lantaran bingung ketika tidak melihat Reyhan, cuman hanya tasnya saja yang ada di kelas sedangkan orangnya entah kemana.
Pandangan ia kini menatap bangku Jefan yang kosong. Tidak ada orangnya dan tidak ada tas dia sama sekali.
Una melirik jam tangannya yang kini menunjukkan jam 07.00 dan sebentar lagi bel pun berbunyi, namun kedua laki-laki ini tidak menampakkan batang hidungnya sendari tadi.
Reyhan Ardaminata
Unalia Resyan
Rey lo ada di mana?Unalia Resyan
Bentar lagi mau masuk."Aish ... Kok enggak aktif," gumam Una kesal.
Terlihat Umey yang berjalan sambil memapah Sowon berjalan ke arahnya, membuat ia meletakkan HP-nya ke kolong meja.
"Guru-guru lagi pada rapat tentang pertukaran pelajar, jadi kayaknya ini bakal jamkos," ujar Umey kini mendudukkan Sowon di depan Una. Sedangkan dirinya duduk di bangku Reyhan.
"Pantes. Tadi gue chat Reyhan suruh cepet ke kelas malah enggak online. Reyhan sekarang kaya ada yang berubah, kenapa ya?" tanya Una.
"Ya lo yang deket sama Reyhan masa lo nanya ke gue yang enggak deket sama sekali sama Reyhan," balas Sowon.
Sowon teringat sesuatu dan sebelum dia mengutarakan ke Una ia melihat situasi kelas dulu. Melihat apakah ada si Nenek Lampir atau enggak, dan melihat suasana kelas.
"Okey, cukup kondusif," batin Sowon.
"Eh, Nanas. Liat buku bahasa Spanyol lo dong, mau gue foto materi pas gue enggak masuk."
KAMU SEDANG MEMBACA
A Lies || Eunkook
Fanfiction[Romantis-Komedi-sad] Kau tau hal apa yang palingku benci didunia ini? PERSAHABATAN. Ya persahabatan, persahabatan bisa sejahat iblis dan bisa sebaik malaikat. Namun, yang ku temui di dunia ini adalah sahabat yang sejahat iblis. Se...