51. Kok nangis?

306 66 5
                                    

Note: Ini tempatnya ada di Spanyol ya, tapi karena aku yang ngerasa kebanyakan bahasa Spanyol nanti di bawahnya di kasih terjemahan itu terlalu garing and terlalu kaku, jadi aku buat versi Indonesia. Tapi tetep ya tempatnya ada di Spanyol.

Udah di kasih love loh sama Una, masa enggak votmen sih:(

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Udah di kasih love loh sama Una, masa enggak votmen sih:(

***

Jam 09.00 pagi hari tempat penginapan murid-murid SMA Bhakti mulai berjalan ke SMA Camino Barcelona setelah melakukan el desayuno atau sarapan pagi yang di lakukan jam 07.00 sampai jam 09.00.

Sowon menatap Ines di depannya yang kini berjalan sembari menggandeng tangan Reyhan posesif, sedangkan Reyhan hanya bisa pasrah sembari menghela nafas ketika Ines tiada henti-hentinya mengajak Reyhan berbicara.

"Terus Ines ngancem lo lagi, Nas?" tanya Sowon emosi.

Una mengangguk. "Gue denger nih ya, Ayah Ines itu terkenal banget di Spanyol. Ayah dia perusahaan batu bara lah yang sukses, dan lo tau enggak sih kedudukan keluarga Ines itu di SMA kita ini?"

Umey melepaskan gandengan tangan dengan Una, diiringi kening yang berkerut. "Maksud lo Camino Barcelona?"

Gadis itu mengangguk kembali. "Gue tau dari salah satu murid di situ yang kayaknya dia mau temenan sama gue, dia bilang yang punya sekolah itu tuh Kakaknya Mamahnya Ines."

Sowon menyuruh kedua sahabatnya berjalan berlahan, agar percakapan mereka tidak di dengar oleh Ines atau pun yang lainnya.

"Berarti Ines sekarang yang paling berkuasa di sini, Nas. Lo sebisa mungkin jangan buat dia marah atau pun buat dia kesel," peringat Sowon.

"Kenapa?"

"Supaya nilai lo itu aman, Na. Untuk saat ini kalau Ines ngomong yang enggak-enggak dan bikin lo sakit hati, lo abaikan aja," sahut Umey.

"Lo semua takut ke Ines? Cuman gara-gara orang tua dia orang penting di Spanyol lo semua jadi tunduk? Terus kalau Ines jelek-jelekin lo, lo bakal diem aja gitu karena dia berkuasa?" Una menatap keduanya tak percaya.

***

Dengan senyum yang mengembang gadis itu memasuki kelas yang berisi 16 orang, dan itu percampuran antara orang Spanyol dan SMA-nya.

Karena di SMA Bhakti murid-murid lumayan banyak, Camino Barcelona memutuskan setiap kelas isinya 16 orang, dan di tiap-tiap kelas harus ada anak Spanyol agar mereka dapat dengan mudah adaptasi.

A Lies || EunkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang