Kenapa kamu bersikap berbeda saat hati ini sudah mulai melepaskan kamu pergi dan bahkan hampir melupakanmu.
***Dari jam 7 pagi sampai jam 7 malam siswa-siswi SMA Bhakti masih ada di kelasnya masing-masing, berkutat dengan soal-soal yang isinya 240. 15 soal pilihan ganda tiap-tiap mata pelajaran dan 1 soal praktek per mata pelajaran. Sedangkan mata pelajaran ada 15. Paham? Gak paham oke skip.
Untuk mengisi soal praktek dari tiap-tiap jurusan syaratnya sudah mengisi semua soal-soal dan barulah berpindah ke ruangan serbaguna yang di sana sudah ada guru dari jurusan masing-masing dengan guru tiap-tiap pelajaran.
Anak IPA biasanya ujian praktek-nya tidak jauh-jauh dari laboratorium, hafalan tulang-tulang dan lain-lainnya sedangkan anak IPS menjelaskan sejarah kerajaan-kerajaan, menjawab soal ekonomi tanpa di kasih kertas untuk coret-coretan dan lain-lain.
18. 50 malam hari. Tepat 10 menit lagi semua ujian selesai dan tentunya selesai atau tidak selesai mereka sudah mengumpulkan soal-soal.
Una berdiri di depan guru PKN yang memiliki muka sangar.
"Baik. Sebutkan wewenang presiden menurut ketentuan dalam UUD NRI 1945," kata Pak Erwin.
Una tersenyum. " Yang pertama, memegang kekuasaan yang tertinggi atas Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara. Dua, menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain dengan persetujuan DPR. Tiga, membuat perjanjian internasional lainnya dengan persetujuan DPR. Empat, menyatakan dalam bahaya. Lima, mengangkat duta dan konsul, dalam hal ini mengangkat duta presiden memperhatikan pertimbangan DPR.
"Enam, menerima penempatan duta negara lain dengan memperhatikan pertimbangan DPR. Tujuh, memberi grasi, rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan DPR---."
"SALAH!" ujarnya keras membuat Una tersentak kaget. "Kenapa kamu salah?"
Una yang di beri pertanyaan itu melirik kanan dan kirinya karena perkataan pak Erwin cukup keras dan karena itu juga Una di tatap banyak orang.
"Kenapa kamu salah, tidak seperti biasanya!" ucap Erwin sekali lagi.
"Maaf Pak, saya enggak fokus. Maaf," ujar Una sambil menundukkan setengah badannya ke arah pak Erwin yang duduk di depannya bersama jajaran guru-guru lainnya.
"Kamu ini karena banyak mikirin pacar-pacaran mulu nilai kamu turun drastis, kamu yang biasanya tampil sempurna kenapa sekarang enggak sempurna lagi?"
Karena manusia itu tidak terlahir sempurna. Bahkan gue yang dianggap pinter pun memiliki kekurangan.
"Maaf Pak." Una menunduk lagi.
"Sudah sana."
Una menunduk lagi lalu pergi ke luar karena sesi praktekannya sudah selesai. Di luar dia mendengus kesal sekaligus menyesal karena salah mengucapkannya. Yang sebenarnya tadi itu Mahkamah Agung bukan DPR.
ARGHH!
Gadis itu mengacak-acak rambutnya dan menghentak-hentakkan kakinya menyalurkan emosinya yang terpendam. Pasti peringkat dia akan menurun.
"Kenapa?" ujar lelaki itu sambil menyodorkan susu kotak kearah Una.
Una mengangkat kepalanya dan mengambil susu kotak itu. "Peringkat gue pasti turun. ARGHH! Kenapa sih akhir-akhir ini gue sial mulu, Rey!"
KAMU SEDANG MEMBACA
A Lies || Eunkook
Fanfiction[Romantis-Komedi-sad] Kau tau hal apa yang palingku benci didunia ini? PERSAHABATAN. Ya persahabatan, persahabatan bisa sejahat iblis dan bisa sebaik malaikat. Namun, yang ku temui di dunia ini adalah sahabat yang sejahat iblis. Se...