Hidup ini adalah pilihan. Ingin bahagia tapi dengan kebohongan, atau merasa tersakiti oleh kejujuran.
~~~^^~~~
Sowon bersama Alex kini tengah berjalan menuju kelas IPS tiga, karena ketika dia serta Alex ingin mengembalikan buku tugas kelasnya di kantor mereka dipanggil oleh ibu Eva dan di tugaskan untuk membawakan buku kelas IPS tiga.
"Lex, lo kenal Amel kan?" tanya Sowon supaya di dalam perjalanannya tidak sepi dan canggung-canggung banget.
Alex menangguk. Melihat Alex menangguk dengan cepat Sowon berlari dan berjalan mundur supaya bisa leluasa menatap Alex.
"Menurut lo si Amel kaya gimana?"
Mendengar pernyataan Sowon membuat langkah Alex berhenti dan Sowon pun ikut berhenti lalu menatap heran ke arah Alex.
"Kenapa berhenti?"
"Lo nanya ke gue Amel kaya gimana?"
Sowon menganguk, sebelum Alex menjawab ia menyuruh Sowon agar berjalan disampingnya supaya dia tidak terjatuh dan tidak ada Kakak kelas yang menatap kagum padanya lagi.
"Amel itu ... Ya, kaya orang," jawab Alex lalu dengan cepat melanjutkan langkahnya.
Ketika Sowon serta Alex sudah berada di depan kelas sepuluh IPS tiga Sowon yang ingin masuk lebih dahulu ia urungkan ketika di dalam kelas banyak cowoknya.
"Lex, mending lo dulu deh yang masuk, gue takut."
Alex melirik ke dalam ketika sudah tau maksud Sowon Alex pun masuk lebih dahulu setelahnya Sowon pun ikut masuk sambil menutupi mukanya dengan buku yang dibawanya.
"Eh bro, lo masih sama Una?" tanya seorang laki-laki.
Umey yang mendengar nama Una disebut-sebut menurunkan sedikit bukunya dan melirik ke arah gerombolan cowok-cowok itu, ternyata dia rombongannya Arkan.
"Masih, kenapa?"
"Ish ... ish ... ish, lo gak ada niatan putusin dia gitu?" ujar salah satu temannya lagi yang berkulit sawo matang.
"Gak, ntar tunggu lulus SMA biar nilai gue selalu baik, mayan lah punya pacar pinter jangan di sia-siakan, yakan Dit," kata Arkan sambil melirik Adit yang tengah main game.
"Yoi lah, lo enak punya pacar yang pinter lah gue punya pacar kerjaannya ngupil terus! Dimana pun, kapan pun, selalu ngupil. Kadang gue sempet malu aja." Curhat Adit.
Arkan menepuk-nepuk punggung Adit sekilas. "Biar gitu lo tetep demen kan sama pacar lo," tanya Arkan yang dibalas anggukan oleh Adit. "Yaudah lo terima aja nasibnya."
Sowon yang sempat mendengar perkataan Arkan pun masih belum bisa mencerna maksud dari Arkan bilang, ditambah lagi Alex yang selalu mendesaknya agar cepat menaruh buku itu dan supaya cepat pergi dari kelas sepuluh IPS tiga.
Ketika Sowon serta Alex sudah berada di luar Sowon langsung bersembunyi di balik pintu kelas Arkan, karena masih kepo dengan maksud Arkan tadi ia putuskan untuk menguping terlebih dahulu.
"Balik." Alex menatap Sowon yang kini tengah panik takut ketahuan ia langsung mengisyaratkan agar Alex jangan berisik.
"Duluan aja, gue masih mau nguping," bisik Sowon.
![](https://img.wattpad.com/cover/227799746-288-k335079.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
A Lies || Eunkook
Fanfic[Romantis-Komedi-sad] Kau tau hal apa yang palingku benci didunia ini? PERSAHABATAN. Ya persahabatan, persahabatan bisa sejahat iblis dan bisa sebaik malaikat. Namun, yang ku temui di dunia ini adalah sahabat yang sejahat iblis. Se...