34. Gue cuman menepati janji

367 67 17
                                    

Gugur satu
Tumbuh seribu
Aku yang menganggapmu adalah orang ke satu
Sedangkan kamu menganggapku ke orang seribu.
***

Angin sore menerpa kedua sejoli yang tengah di taman itu. Langit mendung tidak menjadi hambatan keduanya untuk berbicara bahkan rintik hujan mulai membasahi bumi pun keduanya tetap bersikeras duduk manis di taman.

"Jadi gitu ceritanya, sekarang gimana?" tanya perempuan itu menatap lekat-lekat manik laki-laki yang ada di depannya.

Keduanya diam. Tidak bisa berkomentar ataupun memberi saran satu sama lain. Jefan yang sedang memakai jaket melepaskannya dan memberikan jaket itu pada Sowon menghalangi rintik hujan menguyur tubuh perempuan kesayangannya.

"Lo kembali ke asrama aja, ini bentar lagi hujan." Jefan berdiri sambil membangunkan Sowon dan menyuruh dia kembali ke asramanya.

"Tapi masalah ini gimana, Jef? Gue udah tau semua masalah Una dari SMP sampai sekarang, gue gak mau Una mikir gue sama kaya mereka yang udah jahatin dia." Tangan Sowon memegang pundak Jefan khawatir. Muka yang biasanya tegas kini berubah memelas menatap Jefan.

Satu tarikan nafas dengan mata yang terpejam Jefan kembali berkata, "oke gue yang urus, tapi lo harus balik ke asrama."

Satu cengkalan tangan mampu membuat langkah Jefan berhenti dan menatap sang pelaku.

"Kita satu asrama, satu gedung. Lo pulang, gue juga pulang," tegas Sowon.

Jefan tersenyum sambil menyingkirkan tangan Sowon perlahan dengan diiringi hujan yang mulai deras, dengan cepat tangan Jefan keatas menutupi kepala Sowon dan berlari ke asrama kelas 1-3.

Saat sudah masuk di depan asrama kelas 1-3 baik Sowon dan Jefan menunjukkan tanda pengenal penghuni asrama ini, setelahnya mereka di perbolehkan masuk.

"Jangan lupa mandi ya, gue pergi dulu!"

"Kemana?" teriak Sowon keras saat Jefan perlahan mulai lari kecil.

"Ke asrama Exper Class kalau enggak gue ke gedung renang!" saut Jefan tak kalah keras. Tanpa menunggu jawaban dari Sowon Jefan keluar kembali dan menerobos hujan yang tengah deras-derasnya.

Jefan menghentikan langkahnya saat di depan matanya sudah ada tiga bangunan kokoh nan megah. Dia mendongak menyapa air hujan membasahi seluruh mukanya.

Menendang, menjambak rambut, mengumpat, berteriak-teriak tidak jelas itulah yang bisa dia lakukan saat ini dan setelah itu Jefan berbaring di tanah yang penuh rumput-rumput terawat.

Kalau gue ke asrama Exper Class pun percuma gue di usir karena gue bukan anggota Exper Class. Telpon Una pun gue malu karena gue udah mempermalukan dia di depan umum.

ARGH! COWOK APA GUE INI!

Tidak ada pilihan lain selain dia pergi ke gedung renang. Biarlah dia berenang menahan dinginnya antara air kolam renang dan hawa dingin yang di berikan sang hujan terhadap buminya.

🔥 Bataritsa 🔥

Jefan Irsyada
Temenin gue renang di gedung.

Hasbi Arkana
Jefan sinting! Hujan-hujanan bukannya bobok cantik malah renang.

Bryan Arsenio
Gue rasa ada yang lagi patah hati, huhuhu kasihan🤣

A Lies || EunkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang