27. Peraturan di perketat

357 63 0
                                    

Kamu tidak bisa bahagia jika kamu iri kepada orang lain dan menginginkan apa yang orang lain miliki.
***

Ines POV

Jam alarm terus saja berbunyi nyaring namun sang empu masih saja tidak bergeming sedikitpun, lama kelamaan dia mulai risi jadilah ia memutuskan untuk menghentikan alarm itu.

Posisi tidurnya yang sedang miring di depan alarm tadi dibalut selimut yang menutupi seluruh tubuhnya, tangan Ines meragap-ragap menghentikan alarm itu. Matanya langsung terbuka ketika mendengar suara benda jatuh yang ia yakin adalah alarm miliknya.

"INEES YA AMPUN!" teriak sang Mamah dari pintu sambil berkacak pinggang, sedetik kemudian Mamah Ines langsung menghampiri Ines yang sudah duduk namun matanya masih setia terpejam.

"AYOK CEPET SEKOLAH, KAMU UDAH GAK DI SKORSING LAGI!" Mamah menarik-narik tubuh Ines menyuruhnya agar cepat masuk ke kamar mandi.

"Enggak mau, Mah. Malu." Ines mencoba melepaskan tangan Mamah nya yang masih menggenggam tangannya.

"Kalau kamu gak sekolah yang ada kamu yang bakal malu, mereka pasti mikir apa yang dikatain Una itu bener bahwa kamu selama ini manfaatin dia. Kamu mau seluruh sekolah jauhin kamu, buli kamu?"

Ines menggeleng lesu.

"Yaudah cepet mandi nanti telat, denda lagi!"

Dengan malas Ines berjalan menuju ke kamar mandi namun itu tidak berlangsung lama ketika sang Mamahnya yang bernama Yoana itu berteriak, membuat kepalanya menunduk mendadak langsung diangkat dan berlari secepat kilat.

"INEES!"

***

Di gerbanglah dia berdiri dengan bimbang, antara masuk menahan malu dan kembali di marahin habis-habisan.

Satu tarikan nafas menguatkan tekadnya agar masuk sekolah, masa Skorsing nya cuman 3 hari namun dia izin seminggu dengan alasan sakit ke Mamah dan guru yang bersangkutan. Padahal dia cuman pura-pura sakit karena masih malu jadi Ines memutuskan pura-pura sakit dan ini hari pertamanya lagi masuk ke sekolah yang ntah buruk atau tidak.

Untuk berjaga-jaga jika di jalan ada yang berkomentar buruk dan menyakitinya, Ines memasang earphone dan berjalan sambil bermain HP-nya.

"Gila muka tembok banget tuh anak."

"Pantesan aja ada anak pindahan padahal selama gue sekolah disini gak pernah ada tuh anak baru, ternyata masuk ke sini hasil suap."

"Otak pas-pasan berlagak paling hebat, Mona aja yang dapat A-class dan juara satu tingkat Nasional aja gak sombong itu yang baru dapat Exper class aja udah pansos."

Satu orang yang menarik earphone nya membuat Ines kini menatap sengit sang pelaku tersebut.

"Gaiss tatapan dia bikin serem ihhh," ujar sang pelaku yang menarik earphone milik Ines sambil berlagak seperti orang yang ketakutan membuat sekelilingnya tertawa.

"Minggir, jangan halangi jalan gue," ucap Ines dingin.

"MINGGIR GAIS MINGGIR, IBU PANSOS MAU LEWAT!"

Ines mengabaikannya ketika semua orang memberinya jalan Ines tanpa malu langsung berjalan kembali sambil memasang earphone nya.

Langkah kakinya terhenti lagi ketika dari belakang ada yang melemparinya sesuatu ke arah punggungnya.

"AH YA AMPUN MAAF NES, GUE KIRA LO ITU TONG SAMPAH!"

A Lies || EunkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang