35. Mungkin benar, dia lebih penting

376 73 12
                                    

Adakalanya disaat seseorang menyebut namamu aku tidak seantusias dulu.
***

Sesuai yang dikatakan kepala sekolah beberapa Minggu lalu tentang uji coba alat yang di belinya dari luar negri, tepat hari ini mereka semua sudah berkumpul di gedung olahraga.

Sesosok wanita yang memakai baju coklat dengan rok yang senanda kini tengah menaiki membiar dengan begitu anggunnya.

Ibu Laras memandang murid-murid kesayangannya sekaligus kebanggaan SMA Bhakti. Mereka duduk dengan begitu anggunnya tak lupa dengan senyum layaknya orang dewasa.

Di tempat duduk pojok kanan terdapat anak A-class dengan memakai pin kebanggaannya yang terukir huruf A dengan hiasan-hiasan di sekelilingnya. Ketika semua orang menanyakan kenapa pin anak A-class simpel hanya bertulis huruf A saja para guru hanya menjawab, 'Huruf A itu selalu unggul dan selalu di kenal. Kami para guru menginginkan anak A-class seperti itu.'

Sedangkan di sebelahnya terdapat barisan anak Exper Class yang memakai pin gajah sambil membawa pita yang bertuliskan nama masing-masing pemilik pin itu. Dengan lambang itu para guru menginginkan anak Exper Class memiliki daya ingat yang tajam supaya bisa mengantikan atau mendampingi anak A-class.

Di sisi lain anak reguler IPA memiliki pin kupu-kupu yang artinya tahap-tahap mereka menjadi pandai, menjadi namanya harum di sekolah itu tidak lah semudah yang di bayangkan. Sedangkan anak reguler IPS pin nya bergambar bunga yang memiliki arti kecil namun indah. Mereka akan mekar pada waktu yang tepat, dan saat mereka mekar semua akan memujinya dan bahkan yang menghinanya hanya bisa diam dengan menggerutu di dalam hati.

"Assalamualaikum, selamat pagi! Salam sejahtera bagi kalian semua," sapa ibu Laras dari mimbar.

"PAGII, BU!"

"Yah baik, sudah tau kan maksud kita kumpul di sini?" ujar Ibu Laras.

"TAUUU!"

"Sebelum ada adegan tegang yang bikin kalian panas dingin, kami para guru sudah mempersiapkan ide ini jauh-jauh hari supaya kalian tidak terlalu serius untuk penurunan kelas dan pengeluaran kelas. NAMUNN! Meski begitu jangan sepelekan!"

Sorot matanya yang tajam memberikan hawa yang mencekam di gedung olahraga. Tidak ada yang berani berbicara. Semuanya fokus menatap ibu Laras.

"Saya di sini berperan sebagai pemandu berjalannya game ini. Menurut saya sendiri game ini seru, bahkan saya terkejut loh alatnya sungguh luar biasa!"

Para guru yang ada di gedung ikut mengangguk sambil tersenyum.

"Saya fikir ini alat cuman ada di drama fantasi ataupun cerita fantasi tapi ini ada di dunia nyata! Ah sudahlah saya terlalu berlebihan hahahahah ...." Ibu Laras menertawakan kebodohannya yang hampir lupa melanjutkan acara ini. "Baik untuk peraturan game di mohon ibu Silvi dan ibu Eva agar membacakannya. Tempat dan waktu di persilahkan."

Ibu Laras turun dan di gantikan oleh ibu Silvi dan ibu Eva yang berdiri di atas mimbar.

Ibu Silvi membuka buku yang di depannya berlogo SMA Bhakti. Dia membenarkan posisi mic itu yang sempat miring kemudian mulai membacakan peraturannya. "Peraturan pertama. Ketika kalian sudah memasuki salah satu labirin di sana ada kuis, jika kalian mampu menjawabnya maka labirin itu akan terbuka. Sebaliknya jika tidak bisa menjawabnya dia akan tertutup rapat sampai kalian menjawab dengan benar kuis itu dan tentunya kuis itu ada waktunya.

A Lies || EunkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang