16. Pilih siapa?

518 80 2
                                    

Kadang diri butuh tenang, butuh ruang, butuh waktu. Kadang diri butuh sabar, butuh sadar, dan perlu bertahan untuk menghadapi kejamnya dunia. Nikmati prosesnya dan kau akan tumbuh lebih dewasa karena masalah-masalah yang pernah dialami kamu.

***

Malam Minggu.

Una menghabiskan waktunya untuk berdiam diri di kamar. Rasanya memori-memori malam Minggu saat bersama Arkan terputar kembali di benaknya.

Mamah Lisa membolehkannya untuk pacaran dengan syarat tetap belajar dan jangan berlebihan. Arkan juga sudah dekat sama Mamah Lisa terlebih lagi dekat dengan Papa Jimy.

Biasanya ketika mereka masih pacaran jika malam Minggu Arkan selalu main ke rumah Una ntah itu nonton bola sama Papa Jimy atau pun keluar untuk jalan-jalan, namun setelah semuanya berakhir rasanya hampa. Benar-benar hampa.

Una berjalan ke meja belajar dan mengambil buku diary nya, melampiaskan kekesalannya, kerinduannya di dalam diary.

Padamu yang meninggalkanku

Saat dia memberitahuku bahwa dia sudah tidak bisa melanjutkan semuanya, seketika dunia terasa runtuh. Dan tanpa sadar dia sudah membawa sebagian dari diriku.

Bahkan ketika dia sudah menemukan seseorang yang baru, aku masih disini dan bodohnya aku masih menunggumu dan masih mencoba mengembalikan sebagian dari diriku yang ia bawa pergi. Aku merasa semua ini benar-benar tidak adil.

Kita mulai semua ini berdua dan jatuh cinta berdua, ya aku yakin jauh dari lubuk hatimu kau juga pernah merasakan gejolak-gejolak yang membuatmu tak bisa berhenti tersenyum. Kita memang saling cinta, tapi kenapa disini hanya aku yang merasa hancur luar biasa?

Kenapa hanya langkah aku yang berhenti?
Apa aku terlalu menaruh harapan lebih padamu?
Lalu untuk apa kamu datang jika hanya memunculkan luka baru di hatiku?
Bahkan luka yang kau buat luar biasa lebih menyakitkan dari pada luka yang kau sembuhkan.

Aku benci semua tentangmu. Kamu dengan pandai nya memanipulasi hingga membuatku jatuh, kamu yang pandai berucap hingga membuatku terjebak, dan kamu yang pandai meninggalkan tanpa ada rasa bersalah sedikitpun.

Aku benci diriku sendiri ketika hati dan pikiran ku masih saja terisi denganmu.


Una mengambil nafasnya dalam-dalam dan mencoba menahan cairan bening itu lolos dari pelepuk matanya. Rasanya sakit jika dia memikirkannya lagi, namun jika dia tidak mengeluarkan segala kekesalannya itu akan lebih sakit.

Bukan. Bukan Una menyesali berpisah dengan Arkan, tetapi ia hanya benci dengan dirinya yang masih terbelenggu oleh masalalu, sedangkan Arkan sudah bebas dan bahkan sudah tertawa dengan orang lain.

Sekali lagi dia menarik nafasnya dalam-dalam tak lupa dia memejamkan matanya erat-erat, dan membuang nafasnya secara perlahan bersamaan dengan dia membuka matanya.

Ting!

Sowon
Na, nanti besok jam 10 ikut gue kuy!


Una
Kmna?


Sowon

Ikut gue jalan-jalan.

A Lies || EunkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang