54. Pembunuh?

354 60 11
                                    

A/n: Wellcome to konflik utama🔥

***

Pagi dini hari mereka semua sudah berkumpul di lapangan Camino Barcelona, bersiap untuk pergi ke gunung.

Tiga bus yang baru saja sampai langsung di sambut ria dari mereka.

"Oke, seperti yang Ibu jelaskan satu bus isinya dua kelas. Kelas Ibu sama dengan kelasnya Pak Alfredo, kelasnya Ibu Alarica dengan Colleta dan yang terakhir kelasnya Pak Dolfito sama Pak Fredico," jelas Ibu Isla.

Semuanya pun bubar kala Ibu Isla menyuruh semuanya untuk bergegas memasuki bus masing-masing. Una memilih duduk di belakang Sowon dan Umey yang sibuk berfoto-foto, sedangkan Una lebih sibuk ngemil.

Merasa di ada yang duduk di sampingnya Una pun menoleh ke orang itu dengan terkejut.

"Loh kok lo disini sih?" tanya Umey mewakili Una, dan Sowon.

Jefan pun melepaskan topi milik Alex. Menyugar rambutnya sesaat, lalu tersenyum kearah Una. "Biasa tukeran sama beruang kutub."

"Kalau Pak Fredico nyari kamu gimana?"

"Udah aku sogok," jawab Jefan santai. Cowok mengambil salah satu headset di telinga kanan Una selanjutnya memilih memejamkan matanya.

"Jefan jadi cowok bucin banget," cibir Sowon tidak habis fikir. Gadis itu kembali ke aktivitas awalnya bersama Umey.

Reyhan serta Ines yang baru masuk bus menatap Una dan Jefan yang tertawa bersama. Mata pria itu tertuju pada tangan Una dan Jefan yang saling bergandengan.

"Sans aja kali, Rey. Ada gue," bisik Ines paham dengan tatapan Reyhan.

Ines menyuruh orang yang duduk di sebelah bangku Una dan Jefan agar pergi dan digantikan oleh dirinya bersama Reyhan.

"Reyhan! Dingin," kata Ines saat bus mereka mulai melaju perlahan.

Perkataan Ines yang cukup kencang membuat Jefan melirik kesamping bersama Una, Sowon, Umey.

Melihat Reyhan yang memberikan syal-nya sontak membuat mulut Sowon dan Umey terbuka.

"Waanjir lo berdua salah server! Peran lo Ines, jadi antagonis woi bukan peran utama!" sembur Umey langsung mendapat cubitan oleh Sowon.

"Dingin aja bilang-bilang ya, Mey! Tinggal pelukan sama tas aja nanti lu anget, gak usah ngode-ngode yang di kode sama lu belum tentu paham!" sambung Sowon sarkas.

"Yang tukang ngode siapa?" tanya Una memancing.

"Cewek," balas Jefan, "tapi kalau di kode balik enggak peka. Dasar cewek."

Ketiga cewek itu tertawa bersama sedangkan Ines yang niatnya ingin memanas-manasi Una malah gagal.

Ines memukul tangan Reyhan. "Rey! Rey! Liat-liat. Itu tuh minumnya punya Una, tapi kok Jefan malah minum Rey."

Reyhan mengikuti arah pandang Ines. Ternyata benar yang di katakan cewek itu, Jefan sedang meminum botol air milik Una, sedangkan gadis itu sendiri tanpa mempermasalahkannya dia malah sedang asik tertawa bersama Umey dan Sowon.

"Enggak menghargai lo banget tuh, Rey. Padahal waktu malem yang nolong dia itu lo, bukan Jefan. Tapi lo yang di buang," sahut Frans ikut gabung pembicaraan Ines.

"Kacang lupa kulitnya," simpul Eliazer.

Reyhan diam. Ia merogoh kantong jaketnya yang terdapat gantungan tas dan gelang berwarna biru langit yang sengaja dia beli untuk Una, namun sampai saat ini belum sempat dia berikan.

A Lies || EunkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang