Kebohongan mungkin menyakitkan, tetapi yang lebih menyakitkan adalah hidup dengan penuh kebohongan.
~~~~^^~~~~
Kini Una serta yang lainnya tengah mengantri untuk memasuki bus yang mengantar mereka pulang.
Una juga masih kesal kepada Jefan serta Arkan. Ia tak percaya bahwa apa yang dilakukan Jefan tadi malam hanya sekedar dare.
Ada rasa lega dan ada rasa sakit hati tersendiri dilubuk hati Una. Lega karena itu hanyalah palsu bukan asli jika benar-benar asli Una tak bisa membayangkan semarah apa Arkan kepada Jefan dan seberapa banyak cewek-cewek yang menentang hubungan antaranya dengan Jefan.
Sakit hati karena pasti Jefan menganggap dirinya adalah mainan yang mudah untuk dimainkan. Una juga mengetahui berita itu dari Umey, dan ketika Umey mengasih tau berita itu mendadak kakinya lemas dan lidahnya kelu tak bisa berkomentar apapun yang dibenaknya saat itu hanya dirinya seperti orang bodoh yang mudah terperangkap masuk umpan mereka.
Setelah menaruh barang-barang di bagasi Una pun melangkahkan kakinya masuk ke bus ternyata Sowon duduk bersama Umey.
"Na!" Panggil Sowon serta melambai-lambaikan tangannya dan dibalas Una dengan senyum tipis.
"Sini duduk di depan kita," pinta Umey dan dituruti oleh Una.
Ketika saudah sampai di tempat duduknya Una memilih tempat duduk di pinggir kaca, sebelumnya dia memasang handset terlebih dahulu dan memutar beberapa lagu yang pas.
Untuk saat ini Una ingin menghindari Arkan dan rombongan Jefan terlebih dahulu sampai hatinya pulih. Sebenarnya Arkan tidak salah apa-apa cuman Una hanya ingin sendiri untuk saat ini.
Una memejamkan matanya sambil meresapi lagu yang pas dengan suasana hatinya, kalau saja dia ada dirumah mungkin dengan menyetel lagu ini Una pasti sudah menangis.
Tiba-tiba Una merasakan ada seseorang yang duduk di sampingnya. Una menoleh sekilas dan ketika sudah tau siapa yang duduk bersamanya dengan cepat Una membuang bola matanya keluar jendela sambil memasang muka tidak nyaman jika dia ada didekatnya.
"Na, maafin gue, gue bukan bermaksud seperti itu," jelas Jefan yang tidak ditanggapi sedikitpun oleh Una.
"Gue dapet dare dari Hasbi, Na," ujarnya lagi yang membuat Una jengah sampai-sampai Una yang tadinya tidak emosi kini mendadak emosi lagi mendengar kata 'Dare'. supaya Una bisa meredakan kembali emosinya Una menutup matanya rapat-rapat.
"Kalau gue gak lakuin Dare itu gue baka-"
"Minggir, Una duduk bareng gue," ujar seseorang yang Una sudah tau siapa pemilik suara tersebut.
"Gak, gue yang duduk disini dulu," ucap Jefan.
"Minggir! Sebelum gue tambah benci sama lo," peringat Arkan sekali lagi.
"Benci? Yaudah benci aja, gue gak maksa lo buat suka sama gue dan gue juga gak peduli lo mau benci sama gue atau enggak," jawab Jefan santai.
"LO-"
"Silahkan pergi sebelum gue buka kebusukan lo," kata Jefan yang membuat Arkan diam seribu bahasa lalu beberapa menit setelahnya dia pun pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Lies || Eunkook
Fanfiction[Romantis-Komedi-sad] Kau tau hal apa yang palingku benci didunia ini? PERSAHABATAN. Ya persahabatan, persahabatan bisa sejahat iblis dan bisa sebaik malaikat. Namun, yang ku temui di dunia ini adalah sahabat yang sejahat iblis. Se...