45. Kehilangan lagi

390 65 15
                                    

Butuh 0,02 detik aku untuk mencintaimu dan butuh waktu yang lama untuk aku melupakanmu.

***

"Lo harus tunjukin ke Una bahwa cinta lo itu enggak main-main, ya kalau bisa lo jinakin dulu nyokapnya baru anaknya."

Sekelabat perkataan Galuh melintas di benaknya saat Jefan memejamkan matanya hendak tidur siang, karena siang ini cukup menguras tenaganya.

Cowok itu menatap langit-langit kamarnya dengan fikiran yang entah kemana. Di hati dia ada rasa khawatir sekaligus bingung menjadi satu jika mengingat gadis dingin namun lucu itu.

Karena sudah satu jam berlalu tanpa bisa tidur nyenyak jadilah Jefan beranjak berdiri menghampiri blangkon rumahnya, untuk menghirup udara segar di sore hari.

Jefan mengangkat kedua tangannya keatas supaya lebih rileks. Mata dia menatap ke arah supirnya yang sedang mencuci motornya.

"DEN JEFAN! UDAH BANGUN DEN?" teriak sang supir yang baru sadar jika Jefan terus memperhatikannya dari atas.

Jefan membalasnya hanya dengan senyuman. Tatapan matanya kini mengarah pada rumah elit nan mewah di sampingnya.

Satu motor berwarna merah yang di parkirkan dekat dengan pohon-pohon membuat kening Jefan mengerut.

"Kapsek, kan enggak punya motor, terus itu motor siapa?" gumam Jefan.

Motor itu sangat familiar namun kenapa otak Jefan seolah-olah nyangkut, tidak bisa berfikir siapa pemilik motor tersebut.

Sesosok laki-laki yang usianya, tinggi badannya hampir sama ini membuat otak Jefan langsung teringat ketika cowok itu keluar dari rumah Una untuk mengambil sesuatu di motornya. Pemilik motor tersebut adalah Reyhan Ardaminata, musuhnya. Ya bisa di bilang musuh juga.

"Jef, tengok Sowon ke rumah gih ... Nih sekalian bawa makanan kesukaan Sowon," kata Mamah Nesya mendekati anaknya.

Jefan menatap tupperware tersebut. "Gak mau! Jefan ngambek sama Sowon, karena dia, Jefan musuhan mulu sama Una! Bodo ah Jefan mau saingan sama musuh. Doain buat anakmu, Mah!"

Jefan pergi meninggalkan Mamah Nesya yang masih menatap putranya bingung, saat di ambang pintu Jefan memutar arah kembali menghampiri sang Mamah dengan cengiran lebar.

"Ini buat Mamah Lisa aja ya Mah, mau main. Makasih Mamah cantik! Mwachhh!" seru Jefan sambil melayangkan flying kiss ke arah ibunya. Sedangkan Mamah Nesya hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat tingkah anak sulungnya.

***

Reyhan memberikan satu kotak kue nastar buatan ibunya ke arah Mamah Lisa, kemudian di lanjut dengan memberikan sebuah kotak kecil dengan pita berwarna putih.

"Hadiah sekaligus permintaan maafan dari mamah," tutur Reyhan.

"Untuk gue mana, Rey?" todong Una tak lupa menjulurkan tangannya ke arah Reyhan. Menuntut memberikan hadiah untuk Una.

"Nih."

Reyhan menyodorkan martabak manis ke arah Una membuat gadis berambut sebahu itu memekik bahagia sampai langsung membukanya dan melahap di depan Reyhan saat itu juga.

"Una masih manja sama kamu ya, Rey?" tanya Papah Jimmy sambil mendekati keluarganya yang tengah kumpul di ruang tamu.

Reyhan secara antusias menganguk. "Manja banget. Masa Pah, Reyhan di suruh beliin ini itu sama Una. Jadi Reyhan berasa punya majikan."

A Lies || EunkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang