Beberapa menit setelah Reyhan dan Umey menidurkan Una di ranjang UKS, terlihat Jefan yang kini menggendong Sowon membuat Reyhan yang tengah membuat teh manis berdecih seraya menatap Jefan yang dengan hati-hatinya menaruh tubuh Sowon ke ranjang.
"Katanya suka sama Una, tapi kok gendong cewek lain. Kalau Una liat pasti hubungan lo sama Una bisa-bisa semakin menjauh dan mungkin Una bakal pilih gue," kata Reyhan sembari mengaduk teh manis.
"Sowon itu saudaranya Jefan, Rey," tegur Umey.
"Ya saudara sih saudara, Mey. Tapi enggak usah kaya gitu banget kali. Kan, katanya Sowon ada yang suka namanya Hasbi nah suruh aja dia yang bawa Sowon."
Reyhan mengambil gelas berisi teh manis untuk Una ketika sudah bangun. Ia membuat teh tersebut di sarankan oleh Ibu Eti, karena Una itu darahnya rendah di tambah lagi dia sering begadang.
Jefan yang selalu di sindir oleh Reyhan mengabaikannya memilih fokus mengobati luka Sowon yang memang keluar darahnya agak lumayan banyak.
"Lo di dorong sama siapa bisa jatuh kaya gini? Ngomong sama gue biar gue labrak orangnya!" omel Jefan yang kini sedang menumpahkan betadine ke kapas.
"Sowon kok bisa-bisanya lo jatuh lagi, lo itu belum sepenuhnya sembuh kenapa bisa cari luka lagi?!" geram Umey saat kordennya sudah di sibak menampilkan Sowon yang duduk sambil merintih kesakitan sesaat ketika di obati oleh Jefan.
"Ini bukan salah orang lain. Ini salah gue sendiri sih yang emang karena gue buru-buru mau nyari lo sama Nanas, jadi waktu turun tangga gue loncat empat sampai tiga tangga dan berakhir gue yang ciuman sama lantai," jelas Sowon.
"Ohh gitu, emang ada berita apa lo sampai buru-buru gitu cari gue sama Una?" tanya Umey kembali.
"Kata si Nenek Lampir, pertukaran pelajar kita akan di adakan 2 bulan lagi dan ya katanya sih di sana boleh pake bahasa Inggris cuman kalau sehari-harinya pake bahasa Spanyol nanti mereka bakal kasih nilai tambahan."
Saat Reyhan mendengar erangan kecil dari mulut Una, Reyhan langsung menyuruh Umey agar menutup korden kembali, ia takut Una akan sakit hati kembali melihat Jefan bersama Sowon.
"Udah bangun?" ujar Rey ketika Una menatap langit-langit di UKS namun saat suara Reyhan masuk di pendengarannya ia langsung menatap Reyhan.
Gadis itu lantaran mengangguk tanpa bersuara. Ia mengedarkan pandangannya mencari seseorang namun yang di cari tidak ada.
"Cari Jefan?" tanya Umey yang peka.
Reyhan yang melihat Una kesusahan untuk bersandar langsung membantunya dengan menumpukkan beberapa bantal.
"Jangan pikirin yang lain dulu, nih minum teh manis. Kata itu Eti darah lo rendah, jadi lo harus ijin enggak ikut jam pelajaran jam ke-2, nanti ikut laginya pas jam ke-3," jelas Reyhan panjang lebar.
"Terus lo sendiri?"
"Gue nemenin lo di sini, Umey yang balik ke kelas ijinin gue sama lo," balas Reyhan sambil menatap Umey diiringi cengirannya membuat gadis itu mencibik kesal.
"Bilang aja lo bosen denger ceramahnya Pak Irwan ya! Gue ceritain ke Pak Irwan mampus nilai lo C semua!" hardik Umey.
Una terkekeh kecil. Ia meletakkan kembali teh itu ke nakas dan berusaha sekuat mungkin untuk tidur kembali, rasanya duduk terlalu lama membuat dia pusing.
"Tapi Pak Irwan itu enggak mudah di kibulin tau, Rey."
"Ya kalau ada Una mah dia oke-oke aja, coba enggak ada Una udah di kasih poin peringatan ke satu gue," balas Reyhan.
Umey mengangguk sambil terkekeh. Benar juga apa kata Reyhan. Selagi orang itu tinggi jabatannya dan uang mereka banyak, mereka akan tunduk meskipun orang tersebut melakukan kesalahan besar sekali pun. Hidup jika ada uang banyak mau melakukan kejahatan seperti apapun akan tertutup rapat jika uang yang di berikan tebal.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Lies || Eunkook
Fiksi Penggemar[Romantis-Komedi-sad] Kau tau hal apa yang palingku benci didunia ini? PERSAHABATAN. Ya persahabatan, persahabatan bisa sejahat iblis dan bisa sebaik malaikat. Namun, yang ku temui di dunia ini adalah sahabat yang sejahat iblis. Se...