50. Jangan main-main

301 60 2
                                    

Tiga bulan kemudian.

Kalian tau rasanya orang sedang jatuh cinta?

Ya! Akan menganggap semua yang dia lakukan di mata kita terlihat sempurna, mereka anggap pacar kita itu jelek tapi di mata kita? Cakep banget bak dewa Yunani. Terbilang berlebihan tetapi juga benar.

Orang akan menjadi bucin banget pada orang yang tepat, dan orang akan pergi ketika perjuangannya tidak pernah di hargai. Selagi ada hati yang masih menerima segala kekurangan kalian, selagi ada orang yang benar-benar mengerti tentang kalian cobalah membuka hati.

Masalalu bukanlah menjadi tolak ukur kita supaya tidak bisa bahagia, justru dengan masalalu kita belajar menjadi lebih baik lagi.

Dua Minggu lalu SMA Bhakti benar-benar sudah melakukan pertukaran pelajar dengan SMA Camino Barcelona di Spanyol.

Dan di Spanyol sungguh membuat siswa-siswi SMA Bhakti terkejut dengan jadwal di Spanyol. Jam makan orang Spanyol ini berbeda sekali dengan di Indonesia, toko-toko yang berjualan akan buka ketika jam-jam makan tiba jika belum pasti tutup.

Dan yang membuat mereka semua terkejut bukan main adalah yang di katakan oleh Ines bahwa murid-murid serta guru-guru di SMA Camino Barcelona akan menggunakan bahasa Inggris itu salah besar. Sumpah serapah anak-anak SMA Bhakti untuk Ines yang mengasih informasi tidak pernah benar, ciri-ciri mau sukses sendiri.

"Loh tumben enggak sama pawang lo, Na?" heran Alan ketika melihat Una berjalan untuk gabung belajar bersama mereka.

Gadis itu menarik kursi untuk duduk di dekat Jefan. Meletakkan semua buku-buku di meja kemudian menjawab pertanyaan Alan.

"Lagi di bar, bareng Ines," jawab Una.

"Wah parah banget sih baru beberapa Minggu di Spanyol udah mainnya ke bar aja, mana udah malem lagi." Bryan berkata tidak habis fikir.

"Cari cewek pasti," celeketuk Bryan.

"Enggak dapat Una, cari cewek Spanyol. Bergaya banget itu jigong," sahut Galuh.

"Mentang-mentang Spanyol negara yang banyak bar jadi bisa seenaknya ke bar ya, bos!" kata Hasbi ikut-ikutan.


"Jangan ngomongin orang di belakang, inget kita bukan pengecut," peringat Yoga.

Jefan memajukan duduknya, menatap Yoga dengan tatapan menyipit. "Orang yang diomongin kita enggak ada disini. Jangan-jangan lo iri sama Reyhan karena udah main ke bar, sedangkan lo belum."

Yoga melotot. "Wahh ngadi-ngadi lo! Waktu kita ke Spanyol aja banyak yang senyum ke gue."

"Orang Spanyol kaya gitu anjir! Mereka itu bakal senyum sama siapa aja, lo jadi orang jangan kegeeran," sarkas Alex sambil menimpuk Yoga dengan buku membuat dia mengaduh kesakitan.

"Gue masih kesel banget sama Ines!" ungkap Sowon melipat tangannya di depan dada.

Hasbi menoleh kearah Sowon yang mukanya di tekuk. Manis. "Utu utu, jangan ngambek atuh."

Sowon langsung menepis tangan Hasbi yang hampir saja mau menarik pipinya. "Selain gue kesel sama Ines, gue juga kesel sama lo yang enggak berhenti gangguin gue mulu!"

"Kan, gue cinta sama lo."

"Tapi gue enggak!"

"Iya itu hak lo yang pasti gue bakal berjuang demi lo, supaya lo sama gue bisa jadian," jelas Hasbi.

A Lies || EunkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang