"Oke sekarang lanjut ke SMA Bhakti sebagai argumen penolak di beri waktu 3 menit, tempat dan waktu dipersilahkan."
Una langsung berdiri dan mengambil mic yang tidak menempel di meja, dia menatap cowok familiar di depannya yang ikut menatap dia juga.
"Saya sebenarnya bukan argumen penolak karena saya juga setuju dengan argumen yang dikatakan oleh Reyhan, namun saya lebih setuju jika negara kita masih di jajah oleh diri kita sendiri." Una berkata sambil melangkahkan kakinya ke tengah-tengah.
"Dan saya pernah menemukan salah satu vidio dari internet yang dari situ fikiran saya terbuka, isi vidio tersebut adalah 'kalian tau kenapa isi UUD hanya mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan. Kenapa tidak masuk padahal pintu itu di buka selebar-lebarnya, kenapa? Jawabannya hanya satu yaitu negara kita masih dijajah. Betul bukan? Di jajah tidak hanya dari orang luar saja, namun oleh diri sendiri juga kita bisa di jajah.
"Kenapa? Baik saya atau pun siswa-siswi lain pasti pernah malas belajar, ya saya juga mengakui kalau saya pernah malas belajar. Dan dari situ kita tengah di jajah oleh diri kita sendiri, mau menuruti nafsu atau tetap belajar.
"Hampir 50% di Indonesia gugur ketika di jajah oleh dirinya sendiri sebagai bukti banyak orang pengangguran, belum tamat sekolah pada masanya, dan banyak terjadi kriminal. Mereka gagal menahan nafsu mereka yang hanya sesaat. Jika kalian menyepelekan belajar kalian bakal menjadi orang bodoh dan kerjaannya cuman jadi buruh, saya minta maaf jika menyingung perkataan para hadirin tetapi saya hanya ingin mengingatkan.
"Jika kalian terbawa arus pertemanan yang tidak baik kalian mungkin akan tamat sekolah belum pada masanya ntah itu di DO atau pun yang lainnya. Jika kalian membiasakan mengambil uang ibu kalian tanpa sepengetahuannya, kalian akan tumbuh berkembang menjadi seorang kriminal.
"Dari kesimpulan argumen saya semua orang tengah di jajah, dan hanya orang-orang tertentu yang bermental baja lah yang mampu keluar dari jajahannya. Pesan saya, sesuatu yang dianggap kecil akan berdampak besar di kemudian hari maka gunakan waktumu, itu dengan baik agar kau tidak menyesalinya. Sekian terimakasih." Una mengakhirinya dengan menunduk sopan dan berjalan kembali ke mejanya.
Pembawa acara yang melihat masih ada 10 detik lagi berbicara dari bawah panggung. "Masih ada waktu buat tim penyangga, apa tidak ingin berbicara lagi?"
Una mengambil mic lagi. "Tidak," ucap Una sambil tersenyum.
Dritttt!
"Yaa! Akhirnya waktu sudah habis dan ada masukan kah dari para juri tentang debat sejarah yang singkat ini?"
Salah satu juri perempuan itu membuka suara. "Ya, debat ini sebentar sekali bukan bahkan saya berfikir ini bukanlah debat." Basa-basi juri perempuan itu.
"Menurut saya pendapat dari kedua murid-murid ini memang ada benarnya ya, tapi cara penyampaian dari Reyhan itu terlalu kasar. Ya negara kita ini memang banyak orang asing yang menetap menjadi warga negara kita, cuman lebih di perhalus lagi penyampaiannya, sedangkan dari Una itu juga ada sedikit penyampaian kasar contohnya 'para buruh'. Di Indonesia banyak loh buruh, jika mereka melihat pendapat kamu gimana reaksi mereka?"
Semua diam.
"Iya bentul sekali Ibu Endang, tapi cara pemikiran mereka ini memang ada betul-nya," saut dari juri yang duduknya paling pojok sebelah kiri.
"Iya memang betul, dengan pemikiran kalian saya yakin para hadirin yang ada di sini sudah mulai terbuka akan pemikiran nya namun tadi lebih di perhalus lagi, ya," saran Ibu Endang.
Lama tidak ada yang berkomentar lagi membuat sang pembawa acara mengeluarkan suaranya, "oke kita istirahat dulu ya kasih para juri waktu sebentar, ya meskipun nilainya sudah masuk dan sudah menemukan juaranya tapi kita istirahat dulu. Kita kasih waktu 1 menit saja."

KAMU SEDANG MEMBACA
A Lies || Eunkook
Fanfiction[Romantis-Komedi-sad] Kau tau hal apa yang palingku benci didunia ini? PERSAHABATAN. Ya persahabatan, persahabatan bisa sejahat iblis dan bisa sebaik malaikat. Namun, yang ku temui di dunia ini adalah sahabat yang sejahat iblis. Se...