44. Perlahan menjauh

439 80 23
                                    

Pada akhirnya aku kembali menjauh darimu, menyelamatkan hatiku agar tidak patah terlaku dalam lagi.
***

Panas matahari yang terik tidak menghambat Una belajar memasukkan bola basket ke dalam ring tepat sasaran, bahkan karena Una yang bersikeras mau mendapat nilai bagus ia sampai mengorbankan jam istirahat nya.

"Tembak lagi, Na! Tembak lagi! Yang serius dong!" perintah Umey yang sedang mengomandoi Una.

Umey yang duduknya tidak jauh dari Una kini langsung berdiri, menghampiri Una yang tengah mengambil bola kemudian bersiap kembali menembak bola ke dalam ring.

Tatapan mata Umey tertuju pada lutut Una yang tidak di tekuk. Mau tidak mau gadis itu memukul lutut Una. "Seperti kata pepatah, merendah dulu baru meroket. Kalau mau bola itu masuk, lo harus rendahin dulu lutut lo!"

"Ck ... Susah, Mey! Dari tadi gagal mulu," desis Una tajam.

Umey langsung merebut bola basket yang di pegang Una dengan kasar kemudian memperagakannya agar bola basket itu bisa masuk ke ring.

"Lihatin gue baik-baik, Na. Dilihat, diraba, di pikir! Itu tips dari gue!"

Berbekal tekad yang kuat, Umey memandangi ring basket tajam. Setelah mendribel-nya beberapa kali dan sudah berkomat-kamit agar bola basketnya masuk ke tujuan Umey langsung melemparkannya.

Duk!

"Aihhhss! Umey sialan, lo!" runtuk Reyhan saat bola itu mengenai kepala Rey yang tengah berbicara dengan Agam.

"Eh? M-maaf Rey gue enggak sengaja hehehehe." Umey menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

Laki-laki itu mengambil basket yang kini berada di samping Agam. Kaki jenjangnya berjalan menghampiri kedua perempuan yang tidak menyerah sendari tadi, meskipun sudah banyak korban yang tertimpuk oleh bola basket.

"Sini belajar sama gue aja, sama Umey mah ajaran sesat!" Rey mendorong tubuh Umey agar pergi.

"Yeh! Emang gue setan gitu, sampe di bilang ajaran sesat!" cibik Umey sambil berjalan ke arah Agam.

"Temen satu lo yang tinggi mana?" tanya Agam saat Umey sudah duduk di sampingnya.

"Sowon maksud lo?"

Agam mengangguk. "Iya. Biasanya, kan lo berdua kemana-mana selalu ada itu cewek."

"Dia lagi sakit enggak tau kenapa," balas Umey memandang ke arah Una dan Rey dengan tatapan kosong.

"Ih bukannya Jefan udah bilang ya di kelas kalau Sowon enggak masuk karena ngedrop! Kok lo enggak tau sih?" pikir Umey yang baru sadar.

Agam diam. "Mungkin gue sibuk dengerin musik kali, sampai waktu absen gue enggak denger."

"Pegang bola dengan tangan di depan dahi dan tangan lain menahan sisi samping bola," ujar Rey kemudian memegang kedua tangan Una serta mengikuti langkah yang dia ucapkan.

"Terus?" tanya Una.

"Turunkan lutut lo, terus lempar."

Melihat Una yang mengangguk paham Reyhan menjauhkan tubuhnya dari tubuh Una, memantaunya dari jauh.

Dukk!

A Lies || EunkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang