15. Siapa suruh bangunin harimau

468 78 6
                                    

Aku belajar mengikhlaskan. Belajar menerima keadaan yang terbaik untuk berpisah, tapi semua memori itu membuatku diam. Diam disaat itu terlalu indah untuk dikenang. Ingin kembali, tapi sadar kau lebih bahagia saat kita tidak lagi bersama. ~Unalia Resyan.

***
Pagi ini Jefan tengah memanaskan motor sambil memakan roti yang di buat oleh Mamahnya. Setelah selesai dia mematikan motor dan mengambil kuncinya, lalu dia berjalan ke rumah Una.

Ting tong! Ting tong!

Jefan melihat di sekeliling rumah Una ternyata rumah Una dipenuhi dengan tanaman hingga membuat rumah Una tidak panas. Di depan pintu utama ada pos satpam untuk bergaja, untungnya satpam itu sudah tau bahwa dia tetangga baru Una.

Rumah Una dengan rumahnya itu hampir sama, sama-sama besar tetapi yang membedakan rumah Una banyak tanaman dan ada satpam sedangan Jefan belum ada.

"Maklum anak konglomerat mah rumahnya gak main-main," batin Jefan sambil melihat sekeliling rumah Una.

Jefan yang mendengar pintu sudah dibuka dengan cepat menatap orang yang membuka pintu tersebut. Ternyata ayah Una, yang dia tau namanya adalah Jimmy.

Dia menatap Jefan dari atas sampai bawah hal itu membuat Jefan juga melakukan yang sama dengan ayah Una, dia kaget ternyata bajunya tidak dimasukkan. Mampus.

Jefan mau memasukkan bajunya tapi dia malu, yakali masukkin bajunya di depan paman Jimmy, jadi Jefan hanya menunjukkan cengirannya canggung.

"Una nya ada paman?"

"Lah kok panggilnya paman?" herannya.

Jefan menunjukkan cengirannya cangung, sambil memiringkan kepalanya karena malu. "Habisnya saya bingung mau panggil paman apa, heheheh ...."

"Panggil aja Papah Jimmy kaya Una." Jimmy berucap yang dibalas anggukan setuju dari Jefan. "Kamu siapa, pacar Una?"

Jefan langsung menggeleng tegas. "Bukan Pah, saya tetangga baru kalian, karena saya sama Una sekolahnya sama saya mengajak Una untuk ke sekolahnya bareng."

Terlihat papah Jimmy menangguk-angguk mengerti lalu dia menoleh ke belakang. "Una! Cepet kesini!"

Una pun menghampiri sang papah lalu dia menatap papah dan Jefan secara bergantian. "Ada apa pah?"

"Mang Joko kan mau bawa Mamah arisan, nah papah mau pergi ke luar kota jadi gak bisa nganterin kamu ke sekolah sedangkan Kakak pergi ke sekolahnya kamu tau sendiri kan dia lama."

"Jadi?"

"Kamu pergi ke sekolahnya bareng dia aja ya, maaf ya Papah gak bisa anterin kamu," ujar papah Jimy dengan nada sedih.

"Tenang aja Pah, saya akan anter Una ke sekolah dengan keadaan selamat sentosa. Saya akan menghindari perkelahian di jalan antara Suneo dengan Ultraman, saya janji!" Jefan mengangkat tangannya bersumpah hal itu membuat papah tersenyum.

"Beda chenel, kalik!" ujar Una sambil menatap kesal Jefan.

"Saya janji Una dan saya tidak akan telat hanya karena dijalan ada operasi malaikat Rokib yang sedang mencatat amal buruk saya, saya janji seratus persen!"

"Iya lo mah kebanyakan dosa sih!"

"Saya janji gak akan tarung sama Boboiboy!"

A Lies || EunkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang