Sesampainya di markas, Kesya langsung pergi ke ruang bawah tanah untuk mengambil satu mainannya. Namun, saat menuruni tangga, ada yang memanggilnya.
"Bos." Panggil salah satu anggota Death Bloods. Kesya berbalik dan menanggapinya dengan tatapan.
"Ada y-yang mau saya omongin bos." Ucapnya ragu.
"Apa?"
"T-tadi__."
"Cepet!" Titahnya dengan sedikit bentakan.
"I-iya bos. Jadi tadi Lion dateng ke sini bos." Kesya benci orang itu, mendengar namanya saja sudah membuat Kesya muak.
"Ngapain?"
"Dia bunuh salah satu anggota kita bos." Tangannya mengepal sampai kukunya memutih.
"Saya juga hampir dibunuh, untungnya ada yang nolongin saya." Lanjutnya."Siapa?"
"Jordan namanya bos." Siapa Jordan? Setahunya anggotanya tidak ada yang bernama Jordan.
"Dimana dia?"
"Ruangan Firly."
"Makasih." Ujarnya lalu pergi menuju ruangan Firly.
Ceklek
Tanpa mengetuk pintu, Kesya langsung masuk ke dalam tanpa menunggu perintah dari Firly.
"Eh Kesya, gimana Aldo?" Tanya Firly yang memang sudah mendapat kabar dari Alexa mengenai masalah ini.
"Udah mendingan." Jawabnya tanpa mengalihkan pandangan dari pria yang bersama Firly.
"Syukur deh kalo gitu. Oh iya kenalin Sya, dia om Jordan yang nolongin anggota kita tadi."
"Gue kenal dia."
"Hah? Kok bisa?" Tanya Firly heran. Pandangannya teralihkan pada Firly.
"Dia yang nolongin gue waktu disekap sama Lion." Jelasnya singkat. Firly hanya ber-oh ria saja sembari menganggukkan kepalanya.
"Apa tujuan lo dateng ke sini?" Kesya mencoba mencari maksud lain dari pria itu dari matanya, tapi hasilnya nihil.
"Balas dendam."
"W-what?! Lo m__." Sambar Firly dengan mata melotot.
"Ssttt.. bukan sama kalian, tapi sama Lion." Sambungnya memotong ucapan Firly.
"Ngomong dong dari tadi. Alasannya?" Tanyanya mulau kepo.
"Dia yang sudah membuat anak saya pergi untuk selamanya. Dulu anak saya hanya menolak ajakannya untuk pergi bersamanya karena memang hari itu dia sedang ada tugas kelompok, tapi Lion tidak mempercayai anak saya lalu membunuhnya begitu saja. Sejak saat itu saya benci sama dia." Jelasnya dengan tangan terkepal.
"Mari kita kerja sama." Ucap Kesya tersenyum miring.
~♥~
Kini Bu Nita dan Rara sudah berada di mansion Kesya. Mereka tak henti-hentinya berdecak kagum melihat betapa megahnya mansion milik Kesya.
"Bundaaa bangus bangett, Rara suka deh." Teriak Rara antusias.
"Tante, ayo masuk." Ajak Nathan tersenyum lembut lalu menggandeng tangan Rara. Rasanya baru kali ini Nathan sedekat ini dengan anak-anak. Sedangkan kursi roda Nita didorong oleh anggota Death Bloods yang dibawanya tadi.
Sesampainya di dalam, Nathan menunjukkan letak kamar Nita dan Rara yang bersebelahan dengan kamar Kesya.
"Tante kalo butuh apa-apa bisa panggil Bi Anur di dapur ya Tante." Ujarnya yang berjongkok di hadapan Nita.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Girlfriend Is Mafia (END)
Teen FictionSEBELUM BACA... ALANGKAH BAIKNYA FOLLOW DULU YA PLAGIAT JAUH-JAUHH HUSS Seorang gadis lugu dan polos yang menjadi korban bullying di sekolahnya hingga keluarganya tewas dibunuh oleh orang yang sangat sangat ia kenal dan membuat rasa kebencian muncul...